Minggu, 05 Mei 2013

LAPORAN OBSERVASI

KELOMPOK 10
Winda Lydia Sari (11-067)
Muhammad Rajief (11-117)
M. Oktorianta Bangun (11-119)  



PENDAHULUAN 

1. LATAR BELAKANG 
    Abad ke-21 memiliki banyak tuntutan yang harus diatasi oleh tiap individu. Salah satu tuntutan tersebut adalah memiliki kemampuan berbahasa asing. Kami menyadari bahwa hal ini perlu disadari dan ditanamkan sedini mungkin dimana dapat dimulai sejak seseorang masih kanak-kanak. Oleh karena itu,kami memutuskan untuk menjadikan topik ini sebagai tema pengajaran kami terhadap beberapa anak. 
  Terdapat 11 bahasa asing yang perlu dipelajari seseorang (Kompas) yaitu bahasa Inggris, bahasa Jerman, bahasa Prancis, bahasa Spanyol, bahasa Mandarin, bahasa Polandia bahasa Arab, bahasa Kanton, bahasa Rusia, bahasa Jepang, dan bahasa Portugis. Namun, bahasa universal di dunia adalah bahasa Inggris. Sehingga, kami memfokuskan materi pembelajaran kami mengenai bahasa Inggris.
    Metode pengajaran yang kami gunakan adalah dengan metode ceramah dan pelatihan. Kami memberikan pelajaran bahasa Inggris dasar dan sederhana melalui pembelajaran yang menyenangkan, yaitu menggambar dan mewarnai. Melalui hal tersebut, kami mengharapkan anak mampu menyerap dan mempelajari materi dengan lebih mudah dan menyenangkan.

2. TUJUAN
  • memperkenalkan anak terhadap bahasa Inggris
  • memperdalam pengetahuan anak terhadap bahasa Inggris
  • mengasah kreativitas
3. MANFAAT
  • memenuhi tugas observasi mata kuliah Paedagogi tahun ajar 2012/2013
  • menambah wawasan anak mengenai bahasa Inggris


LANDASAN TEORI

1. PEDAGOGI PRAKTIS ABAD KE-21
     Menurut Youth dan Lucas (1999) penting bagi guru untuk mengembangkan pendekatan diri sendiri terhadap pedagogi, antara lain :
  • pertimbangan tujuan pendidikan dan nilai-nilai yang mendukung pengajaran. kelompok kami memiliki tujuan bahwa dengan anak mempelajari bahasa asing, yaitu Inggris, yang merupakan bahasa kedua yang penting untuk dipelajari dapat dimulai dengan mempelajari kata untuk hal yang mereka sukai. Sehingga hal ini akan membuat mereka senang untuk belajar karena adanya keterkaitan secara emosional (hal yang mereka sukai)
  • pengetahuan tentang teori belajar. Kelompok kami telah membekali diri dengan pengetahuan akan prinsip-prinsip dan cara-cara pengajaran yang mendukung terciptanya pembelajaran yang baik. Sehingga, proses pembelajaran yang kami lakukan sudah terencana dan dijalankan dengan sebaik-baiknya.
  • pengetahuan tentang konsep-konsep yang berbeda dari mengajar. Kelompok kami telah mempersiapkan diri dengan konsep-konsep pembelajaran yang mungkin dapat diterapkan pada anak. Sehingga meminimalisir kesalahan dalam pengajaran yang mungkin bisa tidak sesuai dengan karakteristik anak.
  • pengetahuan tentang model pengajaran dan pembelajaran dan interaksi dinamis karakteristik siswa, lingkungan belajar, tuntutan tugas, proses pengajaran dan pembelajaran, dan berbagai jenis pembelajaran. Kelompok kami berusaha untuk melakukan model pembelajaran yang interaktif dan fleksibel, menyesuaikan diri dengan karakteristik anak, dan menciptakan suasa pembelajaran yang menyenangkan dan interaktif.
  • memahami bagaimana pedagogi dapat dioperasionalkan di dalam kelas. Dalam hal ini, kelompok kami menyesuaikan lingkungan pembelajaran yang tersedia dengan cara yang sebaik mungkin dan membuat anak peserta didik meerasa nyaman berada dalam ruang pembelajaran.
  • pengetahuan dan keterampilan untuk mengevaluasi praktik, penelitian, dan teori yang berkaitan dengan pendidikan. Hal ini telah kami rangkul dengan berusaha memaksimalkan pengajaran yang kami berikan dan materi ajar yang sesuai bagi anak, serta berpedoman pada teori pedagogi yang ada.

2. PEDAGOGI, TIK, DAN FENOMENA KONTEMPORER
    Kami dapat menjawab beberapa pertanyaan esensial mengenai :

  • Materi belajar apa yang dibutuhkan ?  Kami melihat bahwa bahasa inggris merupakan hal penting yang perlu dipelajari oleh anak untuk mengikuti perkembangan global.
  • Bagaimana cara meningkatkan mutu pembelajaran di kelas ? Setelah kami melakukan proses pembelajaran, kami mengetahui bahwa kesiapan dan kesediaan peserta didik dan pengajar merupakan hal penting untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
  • Bagaimana guru mengajar untuk memaksimalkan hasil ? Kami belajar bahwa guru perlu untuk menguasi materi, kelas, dan memahami karakteristik anak untuk memaksimalkan hasil.
  • Bagaimana guru membuat media pembelajaran dan apa kegunaannya dalam pembelajaran ? Kami menggunakan banyak media belajar seperti modul dengan warna menarik dan alat-alat tulis yang sering digunakan oleh anak yang berguna untuk membantu peserta memahami materi pembelajaran.
  • Bagaimana aplikasi TIK dalam pembelajaran yang memenuhi kriteria pedagogi ? Kelompok kami melihat penggunaan teknologi laptop dan internet dalam proses pembelajaran yang kami lakukan sangat membantu anak dalam menentukan gambar yang ia akan gambar. Hal ini merupakan suatu bukti bahwa kami telah berhasil memasukkan teknologi dalam proses pengajaran kami.

3. PEDAGOGI EFEKTIF
    Jika dilihat dari pedagogi efektif, kami telah berusaha melakukan :
  • menciptakan lingkungan yang menunjang pembelajaran
  • memfasilitasi pembelajaran bersama
  • mendorong pemikiran reflektif dan tindakan
  • cukup memberikan kesempatan untuk belajar
  • menyelidiki hubungan belajar-mengajar
    Fenomena kontemporer yang terjadi dapat dilihat dari penggunaan TIK yang banyak berpengaruh dalam proses pembelajaran. Aneka informasi yang dibutuhkan anak dapat diperoleh dengan mudah melalui internet. Hal ini seperti yang dilakukan Aga untuk mencari gambar pesawat yang akan ia gambar. Dengan proses pembelajaran yang semakin canggih, pengajar pun dituntut untuk ikut mengikuti perkembangan yang ada dan mengaplikasikannya dalam proses pembelajaran sehingga peserta didik menjadi lebih berkembang.

4. TOP 10 KRITERIA GURU YANG BAIK
    Prof. Sudarwan Danim mengemukakan 10 kriteria guru yang baik, antara lain :
  • confidence, guru menghadapi segala situasi dengan percaya diri dimana tidak menyalahkan kesalahan yang dilakukannya. Namun, belajar dari kesalahan tersebut.
  • patience, guru bersedia mengorbankan secara lebih waktu dan tenaganya demi kepentingan siswa
  • true compassion for students, guru memiliki rasa kasih sayang terhadap para siswanya baik di dalam maupun luar kelas.
  • understanding, guru memahami konsep mengajar atau mendidik sehingga dapat memberikan apa yang dibutuhkan oleh siswa
  • the ability to look at life in different way, guru mampu mengajar suatu hal dengan melihat dari berbagai sisi sehingga seluruh siswa dapat memahaminya
  • dedication to excellence, guru berdedikasi untuk mencapai yang terbaik dan memberikan yang terbaik
  • unwavering support, guru memberikan dorongan kepada para siswa untuk terus dan tetap berprestasi
  • willingness to help student achieve, guru membantu siswa yang berprestasi agar dapat memanfaatkan pencapaiannya ke kehidupan nyata dengan baik
  • pride in student's accomplishment, menunjukkan rasa bangga terhadap siswa yang berprestasi
  • passion for life, guru tidak menganggap mengajar semata untuk kegiatan rutin, namun sebagai bagian dari jiwa
     Dari ke-10 hal di atas, kami menganggap bahwa kami masih perlu mengembangkan kriteria true compassion for students dan passion for life dimana hal tersebut memerlukan kesadaran dari dalam diri sebagai seorang guru. Untuk kriteria lainnya, kami merasa sudah cukup memiliki delapan kriteria tersebut namun tetap perlu dikembangkan lagi.



PELAKSANAAN

1. WAKTU DAN TEMPAT
    Hari/Tanggal   : Sabtu, 6 April 2013
    Tempat           : Rumah Okto, Jalan Balam No.36a, Medan


2. PESERTA
   Awalnya kami akan mengajarkan lebih dari 2 orang anak, namun, pada hari yang telah ditentukan mereka tidak dapat hadir. Alhasil, hanya dua orang anak yang mengikuti proses pembelajaran dan observasi ini, yaitu :
  1. Aga
  2. Febby

3. ALAT DAN BAHAN
    Dalam melakukan observasi dan pembelajaran, kami menggunakan beberapa bantuan alat dan bahan, antara lain :
  • Alat tulis (pensil, penghapus, rautan, dan kertas)
  • Alat mewarnai (krayon dan pensil warna)
  • Meja tulis
  • Kursi
  • Modul stereofoam
  • Kamera
  • Handycam
  • Laptop
  • Reward berupa snack

4. JADWAL KEGIATAN



5. PERINCIAN DANA
  • Alat tulis     : Rp 30.000,-
  • Stereofoam : Rp 14.000,-
  • Snacks        : Rp 80.000,-

HASIL

1. LAPORAN
    Proses observasi dan pengajaran yang kami lakukan secara keseluruhan berjalan tidak terlalu lancar. Hal ini dikarenakan beberapa kendala yang tidak terduga dan tidak mampu kami atasi. Dimulai dari perencanaan awal yang membutuhkan 5 orang anak. Namun, pada hari yang telah ditentukan anak-anak tersebut tidak dapat hadir karena berada di luar kota. Kami tidak memiliki ide anak-anak lain yang bisa kami ajak untuk ikut berpartisipasi. Alhasil, kami pun berusaha memaksimalkan kedua anak yang ada. Walaupun, keadaan hati kecewa dan sedikit banyaknya ikut membebani pikiran.
    Saat Aga (peserta didik 1) datang ke rumah Okto, suasana cukup membingungkan. Aga tidak mau masuk ke rumah dan bersembunyi. Setelah hampir 10 menit dibujuk, akhirnya Aga masuk. Sesampainya di ruangan tempat pengajaran, Aga tidak mau duduk di tempat yang telah disediakan. Ia duduk di sofa dengan wajah tertunduk dan bibir manyun. Ia tidak mau menatap orang-orang yang ada disekitarnya. Kami berusaha mengajaknya berbicara namun ia hanya menggeleng, mengangguk, dan diam. Akhirnya, Okto memberikan laptop dengan gambar roket yang kemudian menarik perhatiannya sehingga ia mau untuk diminta menggambarkannya.
   Febby (peserta didik 2) sulit untuk diajak berbicara. Ia hanya mau berbicara dengan Winda dengan cara berbisik. Ketika pengajar lain mengajaknya berbicara, ia hanya diam, menggeleng, ataupun mengangguk. Febby selalu ingin berada di dekat Winda sehingga keadaan seperti ini membuat para pengajar (Okto dan Winda) tidak bisa bertukar anak didik.
    Kegiatan pengajaran kami awali dengan meminta peserta didik menggambarkan objek yang mereka sukai. Setelah itu, mereka diminta untuk mewarnainya sesuka hati. Selama proses berlangsung para pengajar terus mendampingi mereka. Setelah itu, masing-masing pengajar meminta peserta didiknya untuk menceritakan gambar mereka. Ini merupakan gambar yang mereka buat :

AGA

FEBBY


    Lalu, masih pada posisi yang sama, Winda menunjukkan modul stereofoam yang telah disediakan yang berisi tenses yaitu simple present tense.



   Masing-masing pengajar menjelaskan tenses tersebut secara individual dan meminta peserta didik membuat kalimat dari objek yang mereka gambar ke dalam tenses tersebut.




    Proses observasi dan pengajaran pun selesai dilaksanakan. Peserta didik diberikan snack dan bebas bermain.


2. HASIL OBSERVASI
    Berikut data observasi yang kami dapatkan mengenai peserta didik :

AGA :
  • tidak banyak berbicara
  • suara pelan
  • menunduk
  • tidak banyak kontak mata
  • ketika ditanya sering hanya diam
  • menjawab dengan anggukan atau gelengan
  • menggambar sambil sesekali minum
  • menggambar sambil sesekali makan permen
  • terpaku pada gambar yang sudah ada yang telah ia cari sebelumnya
  • setelah selesai mewarnai, ia berdiri dan berjalan ke arah jendela
  • berjalan sambil menggerak-gerakkan tangan, kaki, dan kepala, sambil bernyanyi



FEBBY :
  • tidak banyak berbicara
  • tersenyum ketika diajak bicara
  • bersembunyi dibalik tubuh Winda ketika diajak berbicara oleh Rajief atau Okto
  • terkadang menjawab dengan gelengan
  • sesekali bertanya gambar apa yang harus ia gambar lagi
  • sesekali menanyakan warna apa yang harus ia gunakan
  • menjawab pertanyan dengan pelan
  • menanyakan sesuatu dengan berbisik kepada Winda
  • saat diminta untuk menjelaskan gambarnya, ia menjelaskan dengan lancar


    Berikut data observasi yang kami dapatkan mengenai pengajar :

WINDA :
  • duduk disamping anak
  • menjawab pertanyaan Febby dengan tidak berbisik seperti yang Febby lakukan
  • memberikan saran saat Febby menanyakan warna apa yang sebaiknya ia gunakan
  • sesekali bertopang dagu
  • sesekali melipat tangan
  • berpindah tempat untuk memperhatikan kedua anak
  • suara tidak terlalu kuat
  • duduk bersila
  • duduk dengan melipat kaki
  • tersenyum saat berinteraksi dengan anak
  • tertawa saat berinteraksi dengan anak

RAJIEF :
  • bergerak berkeliling untuk mendokumentasikan proses pembelajaran
  • sesekali berinteraksi dengan Aga maupun Febby
  • tersenyum saat berinteraksi dengan anak
  • tertawa saat berinteraksi dengan anak
  • memberikan isyarat-isyarat ketika suara Winda maupun Okto terlalu kecil

OKTO :
  • duduk disamping anak
  • sesekali memegang kepala anak
  • sesekali memegang pipi anak
  • tersenyum saat berinteraksi dengan anak
  • tertawa saat berinteraksi dengan anak



3. EVALUASI
    Kami menyadari terdapat beberapa kekurangan dalam proses pelaksanaan kegiatan ini. Hal tersebut meliputi perencanaan yang perlu dilakukan lebih matang lagi, dan persiapan mental dari pengajar. Walaupun materi dan segala fasilitas telah tersedia, namun apabila pengajar tidak siap secara mental maka pembelajaran akan berlangsung kurang maksimal
   Peserta didik membutuhkan dorongan dari luar yaitu dari para pengajar. Mereka juga terlihat malu-malu untuk melakukan atau memulai sesuatu. Febby di awal terlihat malu, namun, setelah terus diajak dengan berinteraksi, ia pun menjadi aktif dan sering bertanya mengenai apa yang akan selanjutnya ia lakukan. Hal ini merupakan perkembangan yang baik.   Aga yang awalnya sulit untuk diajak berpartisipasi karena terus diam dan menunduk. Namun, Okto terus membujuk Aga hingga akhirnya Aga mau untuk diminta menggambar, belajar, dan bercerita. 
   Jadi, kami menyimpulkan bahwa seluruh proses dan pihak pembelajaran perlu menyadari  bahwa sebuah proses pembelajaran yang dilakukan adalah penting. Peserta didik harus mau ikut berpartisipasi yang dapat didorong oleh keterampilan pengajar yang baik dalam menciptakan suasa pembelajaran yang menarik.




4. TESTIMONI
WINDA :
    Kegiatan observasi dan pembelajaran ini menguras waktu, tenaga, dan pikiran bahkan emosi. Namun, pengalaman dan pelajaran yang saya dapatkan dari proses ini tidak ternilai harganya. Saya belajar tentang kesabaran bahwa walaupun kita sudah membuat rencana yang matang, tidak akan selalu mudah untuk mengaplikasikannya secara nyata. Apalagi ketika terdapat beberapa rencana yang belum matang, akan menjadi lebih sulit. Saya kini menyadari, mengajar adalah pekerjaan yang sulit. Namun, dengan belajar dan terus belajar mengajar akan memasuki jiwa saya (ceile :p). Saya mau mengajar lagii !! \(^o^)/

RAJIEF :
    Tugas kali ini sangat sulit bagi kami, karena kami kurang mempersiapkan diri. Kami juga kurang berpengalaman dalam tugas kali ini. Tapi tugas kaliini cukup merangsang imaginasi dan pandangan kami tentang apa yang kami lakukan di masa yang akan datang.

OKTO :
    Tugas yang menyenangkan sekaligus menegangkan, karena sejujurnya saya tidak terlalu menyukai anak-anak. Ada waktunya mereka menyenangkan, ada juga yang tidak. Saya takut tidak mampu meng-handle mood mereka atau membuat mereka bosan. Cukup beralasan karena rencana kami juga akan berantakan dengan tidak hadirnya 3 anak lagi. Tapi itu yang terbaik yang bisa kami berikan saat ini, yang saya pikir cukup memuaskan.