Jumat, 07 Juni 2013

Kuliah Online? Yes or No ?

Jumat, 7 Juni 2013, pukul 19.00-21.30 kelas Pedagogi melakukan kuliah dengan sistem online . Sistem ini dilakukan karena tidak tersedianya atau sulitnya untuk menentukan kelas pengganti di kampus. Pemilihan waktu juga dikarenakan sulitnya untuk menyesuaikan waktu yang tersedia pada masing-masing siswa. Hingga akhirnya dipilihlah malam hari dimana semua orang sudah menyelesaikan aktivitas perkuliahannya.

Di awal perkuliahan, terlihat kepanikan dari beberapa mahasiswa yang awalnya tidak bisa terhubung ke dalam grup. Beberapa mahasiswa sering terlihat left group dikarenakan faktor koneksi internet yang terganggu. Namun, hal tersebut tampaknya bisa diatasi dengan berulang kali joined kembali. Beberapa teman saya tampaknya gerah dan tidak joined lagi dan hanya bertanya kepada saya mengenai perintah ataupun tugas yang diberikan.

Tugas yang diberikan adalah membuat perbandingan mengenai tugas pembelajaran yang dikerjakan oleh kesebelas kelompok. Tugas tersebut dilakukan dengan menggunakan microsoft excel. Lagi-lagi, terdapat kendala sepeti, tidak tersedianya aplikasi microsoft excel yang ada di komputer di warnet tempat beberapa teman melakukan kuliah online, dan beberapa orang tidak menguasai microsoft excel sehingga akhirnya Dosen Pengampu memberikan kelonggaran untuk menggunakan microsoft word.

Waktu pengerjaan yang diberikan adalah 2 jam. Sesungguhnya, bila tidak ada kendala-kendala seperti bingung mengenai nomor kelompok dan terganggunya koneksi internet, tugas tersebut akan selesai. Namun, nyatanya, permasalahan-permasalahan tersebut cukup menguras waktu dan perhatian sehingga saya tidak dapat menyelesaikan hingga 11 kelompok. Saya hanya mampu menyelesaikan 2 kelompok.

Akhirnya, tugas dikirim melalui email kepada Dosen Pengampu dan satu persatu mahasiswa berpamitan dan meninggalkan roomchat. Maka, selesailah kuliah online tersebut pada pukul 21.30.


Kuliah online sebenarnya cukup mudah dan membantu karena kefleksibilitasannya. Kita dapat kuliah sambil melakukan aktivitas lain yang tidak mengganggu kelancaran kuliah. Namun, kuliah online memerlukan persiapan yang matang seperti koneksi internet yang memadai dan persiapan dari peserta kuliah tersebut sendiri. Apabila kendala-kendala tersebut dapat diatasi, kuliah online sangat menyenangkan.

Jadi, kuliah online? Siapa takut :D 

Minggu, 05 Mei 2013

LAPORAN OBSERVASI

KELOMPOK 10
Winda Lydia Sari (11-067)
Muhammad Rajief (11-117)
M. Oktorianta Bangun (11-119)  



PENDAHULUAN 

1. LATAR BELAKANG 
    Abad ke-21 memiliki banyak tuntutan yang harus diatasi oleh tiap individu. Salah satu tuntutan tersebut adalah memiliki kemampuan berbahasa asing. Kami menyadari bahwa hal ini perlu disadari dan ditanamkan sedini mungkin dimana dapat dimulai sejak seseorang masih kanak-kanak. Oleh karena itu,kami memutuskan untuk menjadikan topik ini sebagai tema pengajaran kami terhadap beberapa anak. 
  Terdapat 11 bahasa asing yang perlu dipelajari seseorang (Kompas) yaitu bahasa Inggris, bahasa Jerman, bahasa Prancis, bahasa Spanyol, bahasa Mandarin, bahasa Polandia bahasa Arab, bahasa Kanton, bahasa Rusia, bahasa Jepang, dan bahasa Portugis. Namun, bahasa universal di dunia adalah bahasa Inggris. Sehingga, kami memfokuskan materi pembelajaran kami mengenai bahasa Inggris.
    Metode pengajaran yang kami gunakan adalah dengan metode ceramah dan pelatihan. Kami memberikan pelajaran bahasa Inggris dasar dan sederhana melalui pembelajaran yang menyenangkan, yaitu menggambar dan mewarnai. Melalui hal tersebut, kami mengharapkan anak mampu menyerap dan mempelajari materi dengan lebih mudah dan menyenangkan.

2. TUJUAN
  • memperkenalkan anak terhadap bahasa Inggris
  • memperdalam pengetahuan anak terhadap bahasa Inggris
  • mengasah kreativitas
3. MANFAAT
  • memenuhi tugas observasi mata kuliah Paedagogi tahun ajar 2012/2013
  • menambah wawasan anak mengenai bahasa Inggris


LANDASAN TEORI

1. PEDAGOGI PRAKTIS ABAD KE-21
     Menurut Youth dan Lucas (1999) penting bagi guru untuk mengembangkan pendekatan diri sendiri terhadap pedagogi, antara lain :
  • pertimbangan tujuan pendidikan dan nilai-nilai yang mendukung pengajaran. kelompok kami memiliki tujuan bahwa dengan anak mempelajari bahasa asing, yaitu Inggris, yang merupakan bahasa kedua yang penting untuk dipelajari dapat dimulai dengan mempelajari kata untuk hal yang mereka sukai. Sehingga hal ini akan membuat mereka senang untuk belajar karena adanya keterkaitan secara emosional (hal yang mereka sukai)
  • pengetahuan tentang teori belajar. Kelompok kami telah membekali diri dengan pengetahuan akan prinsip-prinsip dan cara-cara pengajaran yang mendukung terciptanya pembelajaran yang baik. Sehingga, proses pembelajaran yang kami lakukan sudah terencana dan dijalankan dengan sebaik-baiknya.
  • pengetahuan tentang konsep-konsep yang berbeda dari mengajar. Kelompok kami telah mempersiapkan diri dengan konsep-konsep pembelajaran yang mungkin dapat diterapkan pada anak. Sehingga meminimalisir kesalahan dalam pengajaran yang mungkin bisa tidak sesuai dengan karakteristik anak.
  • pengetahuan tentang model pengajaran dan pembelajaran dan interaksi dinamis karakteristik siswa, lingkungan belajar, tuntutan tugas, proses pengajaran dan pembelajaran, dan berbagai jenis pembelajaran. Kelompok kami berusaha untuk melakukan model pembelajaran yang interaktif dan fleksibel, menyesuaikan diri dengan karakteristik anak, dan menciptakan suasa pembelajaran yang menyenangkan dan interaktif.
  • memahami bagaimana pedagogi dapat dioperasionalkan di dalam kelas. Dalam hal ini, kelompok kami menyesuaikan lingkungan pembelajaran yang tersedia dengan cara yang sebaik mungkin dan membuat anak peserta didik meerasa nyaman berada dalam ruang pembelajaran.
  • pengetahuan dan keterampilan untuk mengevaluasi praktik, penelitian, dan teori yang berkaitan dengan pendidikan. Hal ini telah kami rangkul dengan berusaha memaksimalkan pengajaran yang kami berikan dan materi ajar yang sesuai bagi anak, serta berpedoman pada teori pedagogi yang ada.

2. PEDAGOGI, TIK, DAN FENOMENA KONTEMPORER
    Kami dapat menjawab beberapa pertanyaan esensial mengenai :

  • Materi belajar apa yang dibutuhkan ?  Kami melihat bahwa bahasa inggris merupakan hal penting yang perlu dipelajari oleh anak untuk mengikuti perkembangan global.
  • Bagaimana cara meningkatkan mutu pembelajaran di kelas ? Setelah kami melakukan proses pembelajaran, kami mengetahui bahwa kesiapan dan kesediaan peserta didik dan pengajar merupakan hal penting untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
  • Bagaimana guru mengajar untuk memaksimalkan hasil ? Kami belajar bahwa guru perlu untuk menguasi materi, kelas, dan memahami karakteristik anak untuk memaksimalkan hasil.
  • Bagaimana guru membuat media pembelajaran dan apa kegunaannya dalam pembelajaran ? Kami menggunakan banyak media belajar seperti modul dengan warna menarik dan alat-alat tulis yang sering digunakan oleh anak yang berguna untuk membantu peserta memahami materi pembelajaran.
  • Bagaimana aplikasi TIK dalam pembelajaran yang memenuhi kriteria pedagogi ? Kelompok kami melihat penggunaan teknologi laptop dan internet dalam proses pembelajaran yang kami lakukan sangat membantu anak dalam menentukan gambar yang ia akan gambar. Hal ini merupakan suatu bukti bahwa kami telah berhasil memasukkan teknologi dalam proses pengajaran kami.

3. PEDAGOGI EFEKTIF
    Jika dilihat dari pedagogi efektif, kami telah berusaha melakukan :
  • menciptakan lingkungan yang menunjang pembelajaran
  • memfasilitasi pembelajaran bersama
  • mendorong pemikiran reflektif dan tindakan
  • cukup memberikan kesempatan untuk belajar
  • menyelidiki hubungan belajar-mengajar
    Fenomena kontemporer yang terjadi dapat dilihat dari penggunaan TIK yang banyak berpengaruh dalam proses pembelajaran. Aneka informasi yang dibutuhkan anak dapat diperoleh dengan mudah melalui internet. Hal ini seperti yang dilakukan Aga untuk mencari gambar pesawat yang akan ia gambar. Dengan proses pembelajaran yang semakin canggih, pengajar pun dituntut untuk ikut mengikuti perkembangan yang ada dan mengaplikasikannya dalam proses pembelajaran sehingga peserta didik menjadi lebih berkembang.

4. TOP 10 KRITERIA GURU YANG BAIK
    Prof. Sudarwan Danim mengemukakan 10 kriteria guru yang baik, antara lain :
  • confidence, guru menghadapi segala situasi dengan percaya diri dimana tidak menyalahkan kesalahan yang dilakukannya. Namun, belajar dari kesalahan tersebut.
  • patience, guru bersedia mengorbankan secara lebih waktu dan tenaganya demi kepentingan siswa
  • true compassion for students, guru memiliki rasa kasih sayang terhadap para siswanya baik di dalam maupun luar kelas.
  • understanding, guru memahami konsep mengajar atau mendidik sehingga dapat memberikan apa yang dibutuhkan oleh siswa
  • the ability to look at life in different way, guru mampu mengajar suatu hal dengan melihat dari berbagai sisi sehingga seluruh siswa dapat memahaminya
  • dedication to excellence, guru berdedikasi untuk mencapai yang terbaik dan memberikan yang terbaik
  • unwavering support, guru memberikan dorongan kepada para siswa untuk terus dan tetap berprestasi
  • willingness to help student achieve, guru membantu siswa yang berprestasi agar dapat memanfaatkan pencapaiannya ke kehidupan nyata dengan baik
  • pride in student's accomplishment, menunjukkan rasa bangga terhadap siswa yang berprestasi
  • passion for life, guru tidak menganggap mengajar semata untuk kegiatan rutin, namun sebagai bagian dari jiwa
     Dari ke-10 hal di atas, kami menganggap bahwa kami masih perlu mengembangkan kriteria true compassion for students dan passion for life dimana hal tersebut memerlukan kesadaran dari dalam diri sebagai seorang guru. Untuk kriteria lainnya, kami merasa sudah cukup memiliki delapan kriteria tersebut namun tetap perlu dikembangkan lagi.



PELAKSANAAN

1. WAKTU DAN TEMPAT
    Hari/Tanggal   : Sabtu, 6 April 2013
    Tempat           : Rumah Okto, Jalan Balam No.36a, Medan


2. PESERTA
   Awalnya kami akan mengajarkan lebih dari 2 orang anak, namun, pada hari yang telah ditentukan mereka tidak dapat hadir. Alhasil, hanya dua orang anak yang mengikuti proses pembelajaran dan observasi ini, yaitu :
  1. Aga
  2. Febby

3. ALAT DAN BAHAN
    Dalam melakukan observasi dan pembelajaran, kami menggunakan beberapa bantuan alat dan bahan, antara lain :
  • Alat tulis (pensil, penghapus, rautan, dan kertas)
  • Alat mewarnai (krayon dan pensil warna)
  • Meja tulis
  • Kursi
  • Modul stereofoam
  • Kamera
  • Handycam
  • Laptop
  • Reward berupa snack

4. JADWAL KEGIATAN



5. PERINCIAN DANA
  • Alat tulis     : Rp 30.000,-
  • Stereofoam : Rp 14.000,-
  • Snacks        : Rp 80.000,-

HASIL

1. LAPORAN
    Proses observasi dan pengajaran yang kami lakukan secara keseluruhan berjalan tidak terlalu lancar. Hal ini dikarenakan beberapa kendala yang tidak terduga dan tidak mampu kami atasi. Dimulai dari perencanaan awal yang membutuhkan 5 orang anak. Namun, pada hari yang telah ditentukan anak-anak tersebut tidak dapat hadir karena berada di luar kota. Kami tidak memiliki ide anak-anak lain yang bisa kami ajak untuk ikut berpartisipasi. Alhasil, kami pun berusaha memaksimalkan kedua anak yang ada. Walaupun, keadaan hati kecewa dan sedikit banyaknya ikut membebani pikiran.
    Saat Aga (peserta didik 1) datang ke rumah Okto, suasana cukup membingungkan. Aga tidak mau masuk ke rumah dan bersembunyi. Setelah hampir 10 menit dibujuk, akhirnya Aga masuk. Sesampainya di ruangan tempat pengajaran, Aga tidak mau duduk di tempat yang telah disediakan. Ia duduk di sofa dengan wajah tertunduk dan bibir manyun. Ia tidak mau menatap orang-orang yang ada disekitarnya. Kami berusaha mengajaknya berbicara namun ia hanya menggeleng, mengangguk, dan diam. Akhirnya, Okto memberikan laptop dengan gambar roket yang kemudian menarik perhatiannya sehingga ia mau untuk diminta menggambarkannya.
   Febby (peserta didik 2) sulit untuk diajak berbicara. Ia hanya mau berbicara dengan Winda dengan cara berbisik. Ketika pengajar lain mengajaknya berbicara, ia hanya diam, menggeleng, ataupun mengangguk. Febby selalu ingin berada di dekat Winda sehingga keadaan seperti ini membuat para pengajar (Okto dan Winda) tidak bisa bertukar anak didik.
    Kegiatan pengajaran kami awali dengan meminta peserta didik menggambarkan objek yang mereka sukai. Setelah itu, mereka diminta untuk mewarnainya sesuka hati. Selama proses berlangsung para pengajar terus mendampingi mereka. Setelah itu, masing-masing pengajar meminta peserta didiknya untuk menceritakan gambar mereka. Ini merupakan gambar yang mereka buat :

AGA

FEBBY


    Lalu, masih pada posisi yang sama, Winda menunjukkan modul stereofoam yang telah disediakan yang berisi tenses yaitu simple present tense.



   Masing-masing pengajar menjelaskan tenses tersebut secara individual dan meminta peserta didik membuat kalimat dari objek yang mereka gambar ke dalam tenses tersebut.




    Proses observasi dan pengajaran pun selesai dilaksanakan. Peserta didik diberikan snack dan bebas bermain.


2. HASIL OBSERVASI
    Berikut data observasi yang kami dapatkan mengenai peserta didik :

AGA :
  • tidak banyak berbicara
  • suara pelan
  • menunduk
  • tidak banyak kontak mata
  • ketika ditanya sering hanya diam
  • menjawab dengan anggukan atau gelengan
  • menggambar sambil sesekali minum
  • menggambar sambil sesekali makan permen
  • terpaku pada gambar yang sudah ada yang telah ia cari sebelumnya
  • setelah selesai mewarnai, ia berdiri dan berjalan ke arah jendela
  • berjalan sambil menggerak-gerakkan tangan, kaki, dan kepala, sambil bernyanyi



FEBBY :
  • tidak banyak berbicara
  • tersenyum ketika diajak bicara
  • bersembunyi dibalik tubuh Winda ketika diajak berbicara oleh Rajief atau Okto
  • terkadang menjawab dengan gelengan
  • sesekali bertanya gambar apa yang harus ia gambar lagi
  • sesekali menanyakan warna apa yang harus ia gunakan
  • menjawab pertanyan dengan pelan
  • menanyakan sesuatu dengan berbisik kepada Winda
  • saat diminta untuk menjelaskan gambarnya, ia menjelaskan dengan lancar


    Berikut data observasi yang kami dapatkan mengenai pengajar :

WINDA :
  • duduk disamping anak
  • menjawab pertanyaan Febby dengan tidak berbisik seperti yang Febby lakukan
  • memberikan saran saat Febby menanyakan warna apa yang sebaiknya ia gunakan
  • sesekali bertopang dagu
  • sesekali melipat tangan
  • berpindah tempat untuk memperhatikan kedua anak
  • suara tidak terlalu kuat
  • duduk bersila
  • duduk dengan melipat kaki
  • tersenyum saat berinteraksi dengan anak
  • tertawa saat berinteraksi dengan anak

RAJIEF :
  • bergerak berkeliling untuk mendokumentasikan proses pembelajaran
  • sesekali berinteraksi dengan Aga maupun Febby
  • tersenyum saat berinteraksi dengan anak
  • tertawa saat berinteraksi dengan anak
  • memberikan isyarat-isyarat ketika suara Winda maupun Okto terlalu kecil

OKTO :
  • duduk disamping anak
  • sesekali memegang kepala anak
  • sesekali memegang pipi anak
  • tersenyum saat berinteraksi dengan anak
  • tertawa saat berinteraksi dengan anak



3. EVALUASI
    Kami menyadari terdapat beberapa kekurangan dalam proses pelaksanaan kegiatan ini. Hal tersebut meliputi perencanaan yang perlu dilakukan lebih matang lagi, dan persiapan mental dari pengajar. Walaupun materi dan segala fasilitas telah tersedia, namun apabila pengajar tidak siap secara mental maka pembelajaran akan berlangsung kurang maksimal
   Peserta didik membutuhkan dorongan dari luar yaitu dari para pengajar. Mereka juga terlihat malu-malu untuk melakukan atau memulai sesuatu. Febby di awal terlihat malu, namun, setelah terus diajak dengan berinteraksi, ia pun menjadi aktif dan sering bertanya mengenai apa yang akan selanjutnya ia lakukan. Hal ini merupakan perkembangan yang baik.   Aga yang awalnya sulit untuk diajak berpartisipasi karena terus diam dan menunduk. Namun, Okto terus membujuk Aga hingga akhirnya Aga mau untuk diminta menggambar, belajar, dan bercerita. 
   Jadi, kami menyimpulkan bahwa seluruh proses dan pihak pembelajaran perlu menyadari  bahwa sebuah proses pembelajaran yang dilakukan adalah penting. Peserta didik harus mau ikut berpartisipasi yang dapat didorong oleh keterampilan pengajar yang baik dalam menciptakan suasa pembelajaran yang menarik.




4. TESTIMONI
WINDA :
    Kegiatan observasi dan pembelajaran ini menguras waktu, tenaga, dan pikiran bahkan emosi. Namun, pengalaman dan pelajaran yang saya dapatkan dari proses ini tidak ternilai harganya. Saya belajar tentang kesabaran bahwa walaupun kita sudah membuat rencana yang matang, tidak akan selalu mudah untuk mengaplikasikannya secara nyata. Apalagi ketika terdapat beberapa rencana yang belum matang, akan menjadi lebih sulit. Saya kini menyadari, mengajar adalah pekerjaan yang sulit. Namun, dengan belajar dan terus belajar mengajar akan memasuki jiwa saya (ceile :p). Saya mau mengajar lagii !! \(^o^)/

RAJIEF :
    Tugas kali ini sangat sulit bagi kami, karena kami kurang mempersiapkan diri. Kami juga kurang berpengalaman dalam tugas kali ini. Tapi tugas kaliini cukup merangsang imaginasi dan pandangan kami tentang apa yang kami lakukan di masa yang akan datang.

OKTO :
    Tugas yang menyenangkan sekaligus menegangkan, karena sejujurnya saya tidak terlalu menyukai anak-anak. Ada waktunya mereka menyenangkan, ada juga yang tidak. Saya takut tidak mampu meng-handle mood mereka atau membuat mereka bosan. Cukup beralasan karena rencana kami juga akan berantakan dengan tidak hadirnya 3 anak lagi. Tapi itu yang terbaik yang bisa kami berikan saat ini, yang saya pikir cukup memuaskan.


Senin, 29 April 2013

Hal Kecil Namun Besar

Perkuliahan paedagogi pagi ini, Senin, 29 April 2013, berlangsung menyenangkan. Kelas diampu oleh Ibu Lita. Hari ini tidak ada materi namun hanya presentasi oleh tiga orang mahasiswa yang tugasnya terpilih menjadi yang terbaik. Setiap orang mempresentasikan hasil tugas wawancara mereka dengan sangat baik. Saya sampai kagum karena mereka begitu baik dalam merancang dan mengaplikasikan informasi yang mereka dapat ke dalam teori.

Setiap presenter selesai, akan ada sesi tanya jawab. Namun, sayang kelas pagi itu tidak terlalu aktif, hanya sekitar 5 orang yang bertanya (termasuk saya loh :p). Mungkin karena masih pagi jadi masih banyak yang belum mau berfikir ataupun karena belum sarapan (tidak boleh dicontoh ya!). Tapi, secara keseluruhan ketiga presentasi berlangsung lancar.

Nah, tibalah saat pembagian reward !
Yang paling saya sukai dari dosen pengampu ini adalah ia selalu memberikan reward kepada orang-orang terbaik, dan rewardnya adalah... COKLAT ! Saya menjadi sangat iri pada ketiga orang tersebut. Lalu ada temen saya yang nyeletuk, "beli sendiri juga bisa". Saya tertegun. 

Saya menyadari bahwa bukanlah harga sebuah hal yang kita lihat, namun makna hal tersebut.

Memang, kita bisa mendapatkan coklat tersebut dengan membelinya. Namun, ketika hal tersebut diberikan sebagai tanda penghargaan atas usaha yang sudah kita lakukan, coklat tersebut menjadi tak ternilai harganya. Benar bukan? (Benar !) 

Ingatlah, semua hal adalah berharga, ketika kamu mau menghargainya. :)

Minggu, 14 April 2013

LAPORAN HASIL WAWANCARA

BAB I
PENDAHULUAN


1. LATAR BELAKANG
     Paedagogi merupakan seni dalam mendidik dan mengajar anak dimana terdapat dasar ilmiah yang perlu diketahui dan dipahami oleh guru. Dasar ilmiah tersebut meliputi : ilmu sosial, psikologi, sosiologi, dan komunikasi yang dapat dan akan terus berubah sejalan dengan penemuan baru di bidangnya.
    Kegiatan mendidik dan mengajar yang baik menuntut kehadiran guru yang baik pula. Guru yang cerdas mencerminkan ketaatan pada etika dan asas pengetahuan, integritas pribadi, dan kemampuan berkomunikasi. Guru yang baik cerman dalam bertutur dan bertindak dalam membantu siswa mengembangkan kebiasaan berpikir rasional dan belajar dalam suasana yang menyenangkan.

2. TUJUAN WAWANCARA
       Adapun tujuan dari kegiatan wawancara ini adalah :
1. Untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Paedagogi
2. Mengumpulkan data mengenai :
  • Pandangan guru mengenai pendidikan
  • Motivasi dasar yang dimiliki oleh guru
  • Sudut pandang dalam melihat peserta didik
  • Filosofi yang dimiliki dalam mengajar
  • Pendekatan yang digunakan dalam mengajar

3. MANFAAT WAWANCARA
       Manfaat yang diharapkan dari wawancara ini adalah :
1. Memberikan kontribusi pengetahuan dan wawasan yang lebih luas kepada pembaca menyangkut pendidik dalam kehidupan nyata
2. Memperdalam pengetahuan Paedagogi bagi para pembaca
  

BAB II
HASIL WAWANCARA

1. IDENTITAS
Nama                                             : IS
Tempat/Tanggal Lahir                  : Klumpang, 13 Juni 1980
Jenis Kelamin                               : Pria / Wanita
Pendidikan Terakhir                     : S1 Sastra Inggris
Guru Mata Pelajaran                    : Bahasa Inggris
Lama Mengajar                            : 12 Tahun

2. PELAKSANAAN
Hari/Tanggal       : Selasa, 9 April 2013
Waktu                  : 12.05 – 12.20 WIB
Tempat                : Ruang guru SMA Harapan 1, Jalan Imam Bonjol No.35, Medan

3. HASIL
Wawancara yang dilakukan mendapatkan beberapa hasil, antara lain :

PANDANGAN TENTANG PENDIDIKAN
Menurut Bapak IS, pendidikan adalah suatu standar keberhasilan seseorang dalam hidup. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang bisa mengubah akhlak seseorang. Akhlak yang buruk dididik menjadi akhlak yang baik. Menurutnya, pendidikan di Indonesia sudah 60% baik. Hal ini dikarenakan faktor lingkungan, pemerintahan, dan pengajar yang masih perlu untuk diperbaiki dan ditingkatkan kualitasnya. Cara yang mungkin untuk mengatasinya adalah dengan adanya kerjasama antara pemerintah dan masyarakat, peningkatan kesejahteraan pengajar, dan sekolah yang menentukan kelulusan seorang anak. Sebaiknya Indonesia menganut sistem pendidikan di luar negeri dimana anak hanya diajarkan mata pelajaran yang tidak terlalu banyak namun yang utama sehingga anak dapat memberikan hasil yang lebih maksimal.

MOTIVASI
Motivasi utama Bapak IS adalah penghasilan. Namun baginya, di Indonesia sendiri penghasilan pengajar belum mencukupi. Sehingga menurutnya motivasi lain yang mendasarinya adalah keinginan dari dalam diri untuk memberikan pengajaran pada anak didik.

STRATEGI
Bapak IS menggunakan berbagai strategi dalam mengajar antara lain, ceramah dan menjelaskan, mencari dan menemukan, kelompok dan tim, serta pengalaman dan refleksi. Hal ini dilakukan dengan cara peserta didik sering diajak ke taman untuk membuat suasana yang aktif dan menyenangkan dan memancing kreativitas. Ia juga sering mengikuti keinginan anak dalam menentukan strategi pembelajaran yang mana yang akan ia gunakan. Namun, tetap dalam jalur yang telah ditentukan demi tercapainya tujuan pembelajaran. Strategi ini ia pilih untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Menurut Bapak IS, strategi apapun yang digunakan oleh pengajar haruslah mengandung akhlak yang baik. Alat yang sering digunakan adalah laptop, proyektor, video pembelajaran, alat musik, alat olahraga, whiteboard, dan spidol. Ia selalu melakukan pengajaran dengan melibatkan teknologi dalam memaksimalkan proses pembelajaran.

PANDANGAN TENTANG PESERTA DIDIK
Bapak IS memandang peserta didik sebagai anak yang kurang kasih sayang. Menurut pengalamannya, 75% dari seluruh murid yang ia ajar memiliki masalah kekurangan kasih sayang. Hal ini ia lihat karena kurangnya semangat anak ketika berada di sekolah. Ia pun berusaha mengatasinya dengan berusaha memberikan perhatian pada masing-masing anak semaksimal mungkin.

FILOSOFI
Bapak IS memiliki filosofi bahwa proses merupakan inti dari pengajaran. Karena proses tersebut lah yang menentukan masa depan anak. Setiap anak harus menyadari pentingnya pendidikan. Dengan menyadari hal tersebut, kegiatan proses pengajaran akan menjadi lebih maksimal. Pengajar juga berperan dalam mewujudkan hal ini yang dapat dimanifestasikan dalam bentuk penyesuaian suasana kelas dan strategi pengajaran untuk meningkatkan motivasi para siswa.

PENDEKATAN
Bapak IS menggunakan pendekatan yang berpusat pada anak. Hal ini dilakukan dengan menyesuaikan setiap cara mengajar dengan kondisi anak (misalnya, mood). Apabila suasana terlihat tidak bersemangat, Bapak IS akan memberikan energizer terlebih dahulu. Dan apabila terdapat anak yang sulit atau bermasalah, Bapak IS akan berusaha menyelesaikannya secara personal dengan sang anak. Hal tersebut dilakukan dengan melakukan wawancara mengenai masalah yang dihadapi anak.

TANTANGAN
Tantangan yang dihadapi Bapak IS dalam mengajar adalah mengatur diri ketika sedang memiliki masalah pribadi. Bapak IS berusaha sebisa mungkin dalam menyembunyikan hal tersebut ketika melakukan pengajaran sehingga hal ini tidak mengganggu anak dalam proses pengajaran.


BAB III
PEMBAHASAN

1. KETERKAITAN DENGAN TEORI
     Hasil wawancara yang ditemukan dapat dikaitkan dengan beberapa teori yang ada dalam buku Prof. Dr. Sudarwan Danim yaitu “Paedagogi, Andragogi, dan Heutagogi” bab 1 sampai dengan 10, antara lain :

PENGAJAR YANG CERDAS
   Kegiatan pembelajaran yang baik menuntut kehadiran guru yang baik. Guru yang cerdas mencerminkan beberapa hal. Pertama, menunjukkan keterpelajaran yaitu efektif menginspirasi dan memotivasi murid dengan baik. Bapak IS telah menunjukkannya dengan melakukan strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi anak di dalam kelas secara keseluruhan untuk meningkatkan motivasi belajar anak.
     Kedua, adanya integritas dalam diri pengajar. Hal ini ditunjukkan Bapak IS dengan adanya rasa percaya diri yang tidak berlebihan dalam mengajar. Semua hal dilakukan dengan berdiskusi terlebih dahulu dengan anak mengenai strategi apa yang akan digunakan dalam pengajaran di saat-saat tertentu.
     Ketiga, kemampuan berkomunikasi dengan siswa. Bapak IS selalu berusaha melakukan komunikasi dalam menentukan strategi pengajaran dan membicarakan masalah-masalah yang dihadapi oleh anak-anak yang sulit untuk mengikuti proses pembelajaran.
     Sehingga, dapat dikatakan bahwa Bapak IS telah memiliki ketiga karakteristik pengajar yang cerdas menurut Sudarwan Danim.

STRATEGI PENGAJARAN
     Terdapat 5 strategi pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, yaitu : 1) pelatihan dan pelatihan lanjut, 2) ceramah dan menjelaskan, 3) mencari dan menemukan, 4) kelompok dan tim, 5) pengalaman dan refleksi.
    Dari kelima strategi di atas, Bapak IS telah menggunakan strategi 2, 3, 4, dan 5 dalam proses pembelajaran. Strategi tersebut ia sesuaikan dengan kondisi dan situasi peserta didik. Dengan hal ini, Bapak IS menjadi lebih efektif dalam melakukan proses pengajaran.

KARAKTERISTIK GURU YANG DIINGINKAN
     Bapak IS telah memiliki beberapa karakteristik guru yang diinginkan berdasarkan buku Sudarwin Danim, antara lain :
  1. Memiliki kepribadian yang tulus dan rendah hati
  2. Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik
  3. Menjadi pendengar yang baik
  4. Memiliki sifat yang kooperatif
  5. Memiliki pandangan positif pada pengajaran
  6. Dapat mengelola siswa di dalam dan luar kelas
  7. Dapat memodifikasi teknik pengajaran
  8. Memiliki selera humor yang baik

TOP 10 KUALITAS GURU YANG BAIK
   1. Confidence. Guru yang baik menghadapi semua situasi dan waktu yang bisa saja dianggap kemunduran olehnya. Bapak IS mencoba untuk menyesuaikan situasi yang sulit dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang akan memperbaiki suasana seperti melakukan energizing.
   2. Patience. Guru yang baik bersedia melakukan apapun yang diperlukan, tidak peduli berapa waktu yang diperlukan. Bapak IS mengungkapkan bahwa ketika terdapat anak yang bermasalah ketika pembelajaran, ia akan mendatangi anak tersebut dan mendiskusikan permasalahan yang ada dengan empat mata sampai anak tersebut bisa mengikuti pelajaran dengan baik.
    3. True compassion for their students. Guru yang baik memiliki rasa kasih sayang sejati pada siswanya. Hal ini Bapak IS tunjukkan dengan sebisa mungkin memperhatikan siswanya secara individual dan membantu memecahkan masalah yang dihadapi siswa.
   4. Understanding. Guru yang baik tidak memiliki teknik yang kaku dalam pengajaran. Seperti yang Bapak IS lakukan, ia sering berganti–ganti strategi dalam pengajaran untuk menyesuaikan dengan kondisi peserta didik.
   5. The ability to look at life in different way and to explain a topic in a different way. Guru yang baik tidak menggunakan satu cara untuk semua pokok bahasan yang disajikan. Dalam hal ini, Bapak IS banyak menggunakan media dalam mengajar, seperti menampilkan video, menggunakan alat-alat peraga, dan lain-lain yang tentunya akan membantu pemahaman siswa.
   6. Dedication to excellence. Guru yang baik ingin siswa belajar dan dapat menerapkan apa yang mereka pelajari, tidak hanya sebatas bisa lulus tes. Seperti yang dikatakan Bapak IS, ia memusatkan pembelajaran pada proses, bukan hasil. Ia yakin, proses yang baik akan dapat memberikan hasil yang maksimal pula, tidak hanya nilai yang tinggi.
   7. Unwavering support. Guru yang baik mendorong siswa yang frustrasi untuk berprestasi. Hal ini dilakukan Bapak IS dengan menanyakan dan membantu kesulitan yang dihadapi anak agar dapat mengikuti pembelajaran lebih maksimal.
   8. Willingness to help student achieve. Guru terbaik tidak “berhenti mengajar” ketika bel berbunyi. Namun, dari hasil wawancara, Bapak IS tidak memberikan informasi bahwa ia mengajarkan anak di luar jam pelajaran. Sehingga, hal ini mungkin belum dilakukan oleh Bapak IS.
   9. Pride in student’s accomplishment. Guru yang baik bangga dengan siswanya yang mendapatkan nilai yang baik atau memperoleh kehormatan. Bapak IS tidak berpusat pada nilai, melainkan proses yang baik. Sehingga hal ini tidak menjadi fokus utamanya dalam mengajar.
  10. Passion for life. Guru terbaik bersemangat pada bidang tugasnya. Mereka menghadapi tugas sebagai tantangan, bukan rutin semata. Bapak IS tidak menunjukkan karakter ini, karena dari pengalamannya 12 tahun mengajar, ia hanya memandangnya sebagai hal rutin sesuai dengan motivasinya untuk mendapatkan penghasilan.

PEDAGOGI, TIK, DAN FENOMENA KONTEMPORER
   Teknologi informasi dan komunikasi memiliki pengaruh besar pada dunia dimana orang-orang muda hidup. Demikian pula belajar yang didukung atau difasilitasi oleh TIK memiliki potensi yang cukup besar untuk mendukung pendekatan pengajaran.
     Seperti yang Bapak IS lakukan, ia banyak menggunakan TIK dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan laptop, proyektor, dan video dalam melakukan proses pengajaran.


BAB IV
KESIMPULAN

Dari hasil wawancara dan keterkaitan dengan teori, dapat disimpulkan bahwa Bapak IS :
  • Bapak IS memiliki pandangan positif mengenai pendidikan. Namun, perlu adanya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
  • Walaupun motivasi utama Bapak IS adalah penghasilan, ia tetap berusaha memberikan pengajaran yang baik pada peserta didik.
  • Bapak IS telah memanfaatkan banyak strategi dalam mengajar. Sehingga hal ini membuat proses pembelajaran Bapak IS menjadi lebih efektif.
  • Bapak IS memandang peserta didik sebagai anak yang kekurangan kasih sayang.
  • Filosofi Bapak IS dalam mengajar adalah mengutamakan proses dibandingkan hasil.
  • Pendekatan Bapak IS dalam mengajar adalah berpusat pada siswa.
  • Tantangan yang dihadapi Bapak IS adalah pengaturan diri di dalam kelas ketika sedang memiliki masalah pribadi.
  • Bapak IS termasuk dalam kategori pengajar yang cerdas.
  • Bapak IS telah mengaplikasikan empat dari lima strategi yang ada dalam buku sumber pustaka.
  • Bapak IS memiliki 8 dari 20 karakteristik guru yang diinginkan yang ada dalam buku sumber pustaka.
  • Bapak IS memiliki 7 dari 10 karakteristik guru berkualitas baik yang ada dalam buku sumber pustaka.
  • Bapak IS telah memanfaatkan teknologi dengan baik dan efektif.

BAB V
TESTIMONI DAN SARAN

1. TESTIMONI
   Kegiatan wawancara ini merupakan hal yang baik untuk dilakukan demi mendapatkan fakta mengenai pandangan guru dalam kehidupan nyata. Dengan melakukan wawancara, kita dapat melihat implementasi teori yang ada dalam buku dengan keadaan di lapangan.
  Proses wawancara yang saya laksanakan berjalan lancar. Dimulai dari perencanaan, pemilihan narasumber, kesediaan narasumber, dan waktu wawancara. Lingkungan wawancara yang sudah tidak asing lagi bagi saya, karena saya dulunya bersekolah disitu, membuat saya nyaman dalam melakukan proses tanya jawab. Secara keseluruhan, proses pengerjaan tugas ini tidak memiliki kendala dan menyenangkan.

2. SARAN
     Setelah saya melakukan kegiatan wawancara, saya memiliki beberapa saran bagi para pembaca, seperti :
  • Persiapkan pertanyaan dengan terstruktur dan jelas
  • Gunakan media rekam untuk mempermudah proses wawancara dan mengingat jawaban narasumber
  • Perhatikan jam istirahat sekolah. Jangan sampai mengganggu kegiatan mengajar narasumber
  • Berikan reward sebagi tanda terimakasih dan penghargaan telah berpartisipasi dan membantu kegiatan wawancara
  

BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

Danim, S. & Khairil.(2010).Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi.Bandung : Alfabeta



Who wants to be a teacher? ME !