BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Paedagogi merupakan seni dalam mendidik dan mengajar anak dimana terdapat dasar ilmiah yang perlu diketahui dan dipahami oleh guru. Dasar ilmiah tersebut meliputi : ilmu sosial, psikologi, sosiologi, dan komunikasi yang dapat dan akan terus berubah sejalan dengan penemuan baru di bidangnya.
Kegiatan mendidik dan mengajar yang baik menuntut kehadiran guru yang baik pula. Guru yang cerdas mencerminkan ketaatan pada etika dan asas pengetahuan, integritas pribadi, dan kemampuan berkomunikasi. Guru yang baik cerman dalam bertutur dan bertindak dalam membantu siswa mengembangkan kebiasaan berpikir rasional dan belajar dalam suasana yang menyenangkan.
2. TUJUAN WAWANCARA
Adapun tujuan dari
kegiatan wawancara ini adalah :
1. Untuk
memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Paedagogi
2. Mengumpulkan
data mengenai :
- Pandangan
guru mengenai pendidikan
- Motivasi
dasar yang dimiliki oleh guru
- Sudut
pandang dalam melihat peserta didik
- Filosofi
yang dimiliki dalam mengajar
- Pendekatan
yang digunakan dalam mengajar
3. MANFAAT WAWANCARA
Manfaat yang diharapkan dari wawancara
ini adalah :
1. Memberikan
kontribusi pengetahuan dan wawasan yang lebih luas kepada pembaca menyangkut
pendidik dalam kehidupan nyata
2. Memperdalam
pengetahuan Paedagogi bagi para pembaca
BAB II
HASIL WAWANCARA
1. IDENTITAS
Nama :
IS
Tempat/Tanggal Lahir :
Klumpang, 13 Juni 1980
Jenis Kelamin : Pria / Wanita
Pendidikan Terakhir : S1 Sastra Inggris
Guru Mata Pelajaran : Bahasa Inggris
Lama
Mengajar : 12 Tahun
2. PELAKSANAAN
Hari/Tanggal : Selasa, 9 April 2013
Waktu : 12.05 – 12.20 WIB
Tempat : Ruang guru SMA Harapan 1, Jalan
Imam Bonjol No.35, Medan
3. HASIL
Wawancara yang dilakukan mendapatkan beberapa hasil, antara lain :
PANDANGAN TENTANG PENDIDIKAN
Menurut
Bapak IS, pendidikan adalah suatu standar keberhasilan seseorang dalam hidup.
Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang bisa mengubah akhlak seseorang.
Akhlak yang buruk dididik menjadi akhlak yang baik. Menurutnya, pendidikan di
Indonesia sudah 60% baik. Hal ini dikarenakan faktor lingkungan, pemerintahan,
dan pengajar yang masih perlu untuk diperbaiki dan ditingkatkan kualitasnya.
Cara yang mungkin untuk mengatasinya adalah dengan adanya kerjasama antara
pemerintah dan masyarakat, peningkatan kesejahteraan pengajar, dan sekolah yang
menentukan kelulusan seorang anak. Sebaiknya Indonesia menganut sistem
pendidikan di luar negeri dimana anak hanya diajarkan mata pelajaran yang tidak
terlalu banyak namun yang utama sehingga anak dapat memberikan hasil yang lebih
maksimal.
MOTIVASI
Motivasi
utama Bapak IS adalah penghasilan. Namun baginya, di Indonesia sendiri
penghasilan pengajar belum mencukupi. Sehingga menurutnya motivasi lain yang
mendasarinya adalah keinginan dari dalam diri untuk memberikan pengajaran pada
anak didik.
STRATEGI
Bapak
IS menggunakan berbagai strategi dalam mengajar antara lain, ceramah dan
menjelaskan, mencari dan menemukan, kelompok dan tim, serta pengalaman dan
refleksi. Hal ini dilakukan dengan
cara peserta didik sering diajak ke taman untuk membuat suasana yang aktif dan
menyenangkan dan memancing kreativitas. Ia juga sering mengikuti keinginan anak
dalam menentukan strategi pembelajaran yang mana yang akan ia gunakan. Namun,
tetap dalam jalur yang telah ditentukan demi tercapainya tujuan pembelajaran.
Strategi ini ia pilih untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Menurut
Bapak IS, strategi apapun yang digunakan oleh pengajar haruslah mengandung
akhlak yang baik. Alat yang sering digunakan adalah laptop, proyektor, video
pembelajaran, alat musik, alat olahraga, whiteboard,
dan spidol. Ia selalu melakukan pengajaran dengan melibatkan teknologi
dalam memaksimalkan proses pembelajaran.
PANDANGAN TENTANG PESERTA DIDIK
Bapak
IS memandang peserta didik sebagai anak yang kurang kasih sayang. Menurut
pengalamannya, 75% dari seluruh murid yang ia ajar memiliki masalah kekurangan
kasih sayang. Hal ini ia lihat karena kurangnya semangat anak ketika berada di
sekolah. Ia pun berusaha mengatasinya dengan berusaha memberikan perhatian pada
masing-masing anak semaksimal mungkin.
FILOSOFI
Bapak
IS memiliki filosofi bahwa proses merupakan inti dari pengajaran. Karena proses
tersebut lah yang menentukan masa depan anak. Setiap anak harus menyadari
pentingnya pendidikan. Dengan menyadari hal tersebut, kegiatan proses
pengajaran akan menjadi lebih maksimal. Pengajar juga berperan dalam mewujudkan
hal ini yang dapat dimanifestasikan dalam bentuk penyesuaian suasana kelas dan
strategi pengajaran untuk meningkatkan motivasi para siswa.
PENDEKATAN
Bapak
IS menggunakan pendekatan yang berpusat pada anak. Hal ini dilakukan dengan
menyesuaikan setiap cara mengajar dengan kondisi anak (misalnya, mood). Apabila suasana terlihat tidak
bersemangat, Bapak IS akan memberikan energizer
terlebih dahulu. Dan apabila terdapat anak yang sulit atau bermasalah,
Bapak IS akan berusaha menyelesaikannya secara personal dengan sang anak. Hal
tersebut dilakukan dengan melakukan wawancara mengenai masalah yang dihadapi
anak.
TANTANGAN
Tantangan
yang dihadapi Bapak IS dalam mengajar adalah mengatur diri ketika sedang
memiliki masalah pribadi. Bapak IS berusaha sebisa mungkin dalam menyembunyikan
hal tersebut ketika melakukan pengajaran sehingga hal ini tidak mengganggu anak
dalam proses pengajaran.
BAB
III
PEMBAHASAN
1. KETERKAITAN DENGAN TEORI
Hasil wawancara yang ditemukan dapat dikaitkan dengan beberapa
teori yang ada dalam buku Prof. Dr. Sudarwan Danim yaitu “Paedagogi, Andragogi,
dan Heutagogi” bab 1 sampai dengan 10, antara lain :
PENGAJAR YANG CERDAS
Kegiatan pembelajaran yang baik menuntut
kehadiran guru yang baik. Guru yang cerdas mencerminkan beberapa hal. Pertama,
menunjukkan keterpelajaran yaitu efektif menginspirasi dan memotivasi murid
dengan baik. Bapak IS telah menunjukkannya dengan melakukan strategi
pembelajaran yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi anak di dalam kelas
secara keseluruhan untuk meningkatkan motivasi belajar anak.
Kedua, adanya integritas dalam diri pengajar. Hal ini ditunjukkan Bapak
IS dengan adanya rasa percaya diri yang tidak berlebihan dalam mengajar. Semua
hal dilakukan dengan berdiskusi terlebih dahulu dengan anak mengenai strategi
apa yang akan digunakan dalam pengajaran di saat-saat tertentu.
Ketiga, kemampuan berkomunikasi
dengan siswa. Bapak IS selalu berusaha melakukan komunikasi dalam menentukan
strategi pengajaran dan membicarakan masalah-masalah yang dihadapi oleh
anak-anak yang sulit untuk mengikuti proses pembelajaran.
Sehingga, dapat dikatakan bahwa
Bapak IS telah memiliki ketiga karakteristik pengajar yang cerdas menurut
Sudarwan Danim.
STRATEGI PENGAJARAN
Terdapat 5
strategi pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, yaitu :
1) pelatihan dan pelatihan lanjut, 2) ceramah dan menjelaskan, 3) mencari dan
menemukan, 4) kelompok dan tim, 5) pengalaman dan refleksi.
Dari kelima
strategi di atas, Bapak IS telah menggunakan strategi 2, 3, 4, dan 5 dalam
proses pembelajaran. Strategi tersebut ia sesuaikan dengan kondisi dan situasi
peserta didik. Dengan hal ini, Bapak IS menjadi lebih efektif dalam melakukan
proses pengajaran.
KARAKTERISTIK GURU YANG DIINGINKAN
Bapak IS telah memiliki beberapa karakteristik guru yang
diinginkan berdasarkan buku Sudarwin Danim, antara lain :
- Memiliki
kepribadian yang tulus dan rendah hati
- Memiliki
kemampuan berkomunikasi yang baik
- Menjadi
pendengar yang baik
- Memiliki
sifat yang kooperatif
- Memiliki
pandangan positif pada pengajaran
- Dapat
mengelola siswa di dalam dan luar kelas
- Dapat
memodifikasi teknik pengajaran
- Memiliki
selera humor yang baik
TOP 10 KUALITAS GURU YANG BAIK
1. Confidence. Guru yang
baik menghadapi semua situasi dan waktu yang bisa saja dianggap kemunduran
olehnya. Bapak IS mencoba untuk menyesuaikan situasi yang sulit dengan
melakukan kegiatan-kegiatan yang akan memperbaiki suasana seperti melakukan energizing.
2. Patience. Guru yang
baik bersedia melakukan apapun yang diperlukan, tidak peduli berapa waktu yang
diperlukan. Bapak IS mengungkapkan bahwa ketika terdapat anak yang bermasalah
ketika pembelajaran, ia akan mendatangi anak tersebut dan mendiskusikan
permasalahan yang ada dengan empat mata sampai anak tersebut bisa mengikuti
pelajaran dengan baik.
3. True
compassion for their students. Guru yang baik memiliki rasa kasih
sayang sejati pada siswanya. Hal ini Bapak IS tunjukkan dengan sebisa mungkin
memperhatikan siswanya secara individual dan membantu memecahkan masalah yang
dihadapi siswa.
4. Understanding. Guru yang baik tidak memiliki teknik
yang kaku dalam pengajaran. Seperti yang Bapak IS lakukan, ia sering
berganti–ganti strategi dalam pengajaran untuk menyesuaikan dengan kondisi
peserta didik.
5. The
ability to look at life in different way and to explain a topic in a different
way. Guru yang
baik tidak menggunakan satu cara untuk semua pokok bahasan yang disajikan.
Dalam hal ini, Bapak IS banyak menggunakan media dalam mengajar, seperti
menampilkan video, menggunakan alat-alat peraga, dan lain-lain yang tentunya
akan membantu pemahaman siswa.
6. Dedication
to excellence. Guru yang baik ingin siswa belajar dan dapat menerapkan apa yang
mereka pelajari, tidak hanya sebatas bisa lulus tes. Seperti yang dikatakan
Bapak IS, ia memusatkan pembelajaran pada proses, bukan hasil. Ia yakin, proses
yang baik akan dapat memberikan hasil yang maksimal pula, tidak hanya nilai
yang tinggi.
7. Unwavering
support. Guru yang baik mendorong siswa yang frustrasi untuk berprestasi.
Hal ini dilakukan Bapak IS dengan menanyakan dan membantu kesulitan yang
dihadapi anak agar dapat mengikuti pembelajaran lebih maksimal.
8. Willingness
to help student achieve. Guru terbaik tidak “berhenti mengajar” ketika bel berbunyi. Namun,
dari hasil wawancara, Bapak IS tidak memberikan informasi bahwa ia mengajarkan
anak di luar jam pelajaran. Sehingga, hal ini mungkin belum dilakukan oleh
Bapak IS.
9. Pride
in student’s accomplishment. Guru yang baik bangga dengan siswanya yang mendapatkan nilai yang
baik atau memperoleh kehormatan. Bapak IS tidak berpusat pada nilai, melainkan
proses yang baik. Sehingga hal ini tidak menjadi fokus utamanya dalam mengajar.
10. Passion for life. Guru terbaik bersemangat pada bidang
tugasnya. Mereka menghadapi tugas sebagai tantangan, bukan rutin semata. Bapak
IS tidak menunjukkan karakter ini, karena dari pengalamannya 12 tahun mengajar,
ia hanya memandangnya sebagai hal rutin sesuai dengan motivasinya untuk
mendapatkan penghasilan.
PEDAGOGI, TIK, DAN FENOMENA KONTEMPORER
Teknologi informasi dan komunikasi memiliki pengaruh besar pada
dunia dimana orang-orang muda hidup. Demikian pula belajar yang didukung atau
difasilitasi oleh TIK memiliki potensi yang cukup besar untuk mendukung
pendekatan pengajaran.
Seperti yang Bapak IS lakukan, ia banyak menggunakan TIK dalam
proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan laptop, proyektor,
dan video dalam melakukan proses pengajaran.
BAB
IV
KESIMPULAN
Dari hasil wawancara dan keterkaitan
dengan teori, dapat disimpulkan bahwa Bapak IS :
- Bapak
IS memiliki pandangan positif mengenai pendidikan. Namun, perlu adanya
peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
- Walaupun
motivasi utama Bapak IS adalah penghasilan, ia tetap berusaha memberikan
pengajaran yang baik pada peserta didik.
- Bapak
IS telah memanfaatkan banyak strategi dalam mengajar. Sehingga hal ini membuat
proses pembelajaran Bapak IS menjadi lebih efektif.
- Bapak IS memandang peserta didik sebagai
anak yang kekurangan kasih sayang.
- Filosofi
Bapak IS dalam mengajar adalah mengutamakan proses dibandingkan hasil.
- Pendekatan
Bapak IS dalam mengajar adalah berpusat pada siswa.
- Tantangan
yang dihadapi Bapak IS adalah pengaturan diri di dalam kelas ketika sedang
memiliki masalah pribadi.
- Bapak
IS termasuk dalam kategori pengajar yang cerdas.
- Bapak
IS telah mengaplikasikan empat dari lima strategi yang ada dalam buku sumber
pustaka.
- Bapak
IS memiliki 8 dari 20 karakteristik guru yang diinginkan yang ada dalam buku
sumber pustaka.
- Bapak
IS memiliki 7 dari 10 karakteristik guru berkualitas baik yang ada dalam buku
sumber pustaka.
- Bapak
IS telah memanfaatkan teknologi dengan baik dan efektif.
BAB V
TESTIMONI DAN SARAN
1. TESTIMONI
Kegiatan wawancara ini
merupakan hal yang baik untuk dilakukan demi mendapatkan fakta mengenai
pandangan guru dalam kehidupan nyata. Dengan melakukan wawancara, kita dapat
melihat implementasi teori yang ada dalam buku dengan keadaan di lapangan.
Proses wawancara yang
saya laksanakan berjalan lancar. Dimulai dari perencanaan, pemilihan
narasumber, kesediaan narasumber, dan waktu wawancara. Lingkungan wawancara yang
sudah tidak asing lagi bagi saya, karena saya dulunya bersekolah disitu,
membuat saya nyaman dalam melakukan proses tanya jawab. Secara keseluruhan,
proses pengerjaan tugas ini tidak memiliki kendala dan menyenangkan.
2. SARAN
Setelah
saya melakukan kegiatan wawancara, saya memiliki beberapa saran bagi para
pembaca, seperti :
- Persiapkan pertanyaan dengan terstruktur
dan jelas
- Gunakan media rekam untuk mempermudah
proses wawancara dan mengingat jawaban narasumber
- Perhatikan jam istirahat sekolah. Jangan
sampai mengganggu kegiatan mengajar narasumber
- Berikan reward sebagi tanda terimakasih dan penghargaan telah
berpartisipasi dan membantu kegiatan wawancara
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
Danim, S. &
Khairil.(2010).Pedagogi, Andragogi, dan
Heutagogi.Bandung : Alfabeta
|
Who wants to be a teacher? ME ! |