Hai !
Minggu lalu di kelas Pendidikan, kami melakukan simulasi mengenai paedagogi dan andragogi. Yah, kelas pagi itu menjadi semacam kelas drama yang mengasyikkan sekaligus menegangkan.
Saya ada di kelompok 9 bersama 2 orang sahabat saya yaitu
Juniati Siallagan (11-073)
Firman A. Sebayang (11-123)
dan saya Winda Lydia Sari (11-067)
Nah, kami mulai dengan simulasi Paedagogi. Situasinya kami berada di sebuah TK dan saya menjadi guru sedangkan Firman dan Juniati menjadi anak murid. Pada pagi itu saya akan mengajarkan cara bermain origami.
Guru (winda) : selamat pagi anak-anak!
Murid 1 (Juni) : selamat pagi bu.
Murid 2 (firman) : selamat pagi bu.
Guru : hari ini kita akan bermain origami. kalian sudah siapkan alat dan bahannya ?
Murid 1 dan 2 : sudah bu !
Guru : baik. kita mulai dengan memegang kertas seperti ini.. lalu lipat pada sisi kanan.. dan lipat lagi seperti ini.. bisa anak-anak?
Murid 1 : seperti ini bu?
Guru : ya, lalu lipat lagi ke atas..
Murid 2 : bu, kalau ini bagaimana?
Guru : wah, bagus sekali. sekarang kita putar ujungnya...
Nah itu dia tadi simulasi sekilas yang kami tampilkan. Dimana pada kelas Paedagogi, sang guru lah yang menentukan hal apa yang akan dipelajari oleh anak muridnya dan dialah yang menjadi pusat pada proses pembelajaran tersebut.
Lalu, simulasi kami lanjutkan dengan tema Andragogi. Kami mengambil setting di tempat perkuliahan dimana saya menjadi sang Dosen, Juniati menjadi Mahasiswa 1, dan Firman menjadi Mahasiswa 2.
Dosen : Pagi. Hari ini kita akan membahas tentang Psikologi. Apa yang kalian tahu tentang psikologi?
Mahasiswa 1 : Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang penyakit mental dan kejiwaan.
Mahasiswa 2 : Saya rasa tidak seperti itu. Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang prilaku dan mental manusia.
Dosen : nah, kalian mempunyai jawaban yang berbeda. Bagaimana bisa?
Mahasiswa 1 : Saya rasa hal ini karena.. dan seperti ini..
Mahasiswa 2 : Tidak, tapi pernyataan ini sudah dipaparkan..
Dari gambaran di atas, dapat dilihat bahwa sang doseng menerapkan cara mengajar andragogi dimana dosen hanyalah menjadi fasilitator sedangkan para mahasiswalah yang berperan aktif dan komunikasi berlangsung dua arah serta anak didik lah yang menjadi pusat pada proses pembelajaran.
Sekian dan terima kasih ! :)
Senin, 18 Juni 2012
Jumat, 08 Juni 2012
ANDRAGOGI
Andragogi berasal dari bahasa Yunani yaitu andra yang artinya orang dewasa dan agogos yang artinya memimpin, dimana terdapat pengertian 'melibatkan
peserta didik dewasa ke dalam suatu struktur pengalaman belajar' ataupun 'suatu seni dan ilmu dalam membantu orang dewasa belajar'. Nah, jadi
berbeda dengan pedagogi yang ada di postingan sebelumnya, pedagogi adalah seni
dalam mengajarkan anak, sedangkan andragogi ini adalah seni mengajarkan orang
dewasa.
Istilah ini awalnya dikemukakan oleh Alexander Kapp, seorang pendidik dari Jerman pada tahun 1833 yang berusaha menjelaskan konsep-konsep dasar teori pendidikan Plato.
Kemudian, dikembangkan menjadi teori pendidikan orang dewasa oleh Malcolm Knowles seorang pendidik dari Amerika
Serikat.
Teori-teori Knowles tentang andragogi :
1. Orang dewasa perlu dilibatkan dalam perencanaan
dan evaluasi dari pembelajaran yang mereka ikuti.
2. Pengalaman baik maupun buruk menjadi dasar dari aktivitas pengalaman.
2. Pengalaman baik maupun buruk menjadi dasar dari aktivitas pengalaman.
3. Orang dewasa paling berminat pada pokok bahasan
belajar yang mempunyai relevansi langsung dengan kehidupan nyata seperti
pekerjaan dan kehidupan pribadinya.
4. Bagi orang dewasa, belajar lebih berpusat pada permasalahan disbanding isinya.
4. Bagi orang dewasa, belajar lebih berpusat pada permasalahan disbanding isinya.
P Perbedaan Andragogi dan Pedagogi :
1. CITRA DIRI
Andragogi : hubungan pengajar dan pendidik bersifat timbal balik dan saling membantu.
Pedagogi : hubungan ditentukan oleh pengajar dan bersifat satu arah
1. CITRA DIRI
Andragogi : hubungan pengajar dan pendidik bersifat timbal balik dan saling membantu.
Pedagogi : hubungan ditentukan oleh pengajar dan bersifat satu arah
2. PENGALAMAN
Andragogi : diskusi kelompok
Pedagogi : komunikasi satu arah
3. KESIAPAN BELAJAR
Andragogi : peserta didik yang menentukan materi belajar dengan guru sebagai fasilitator
pedagogi : guru yang memutuskan materi pembelajaran
4. NIRWANA WAKTU DAN ARAH BELAJAR
Andragogi : belajar adalah suatu proses pemecahan masalah
Pedagogi : belajar adalah proses pengumpulan informasi
Karakteristik pengajar andragogi :
1. Menjadi anggota dari kelompok yang diajar
2. Mampu menciptakan iklim untuk belajar mengajar
3. Mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi, rasa pengabdian dan idealisme untuk kerjanya
4. Menirukan/mempelajari kemampuan orang lain
5. Menyadari kelemahannya, tingkat keterbukaannya, kekuatannya dan tahu bahwa di antara kekuatan yang dimiliki dapat menjadi kelemahan pada situasi tertentu.
6. Dapat melihat permasalahan dan menentukan pemecahannya
7. Peka dan mengerti perasaan orang lain, lewat pengamatan
8. Mengetahui bagaimana meyakinkan dan memperlakukan orang
9. Selalu optimis dan mempunyai iktikad baik terhadap orang
10. Menyadari bahwa “perannya bukan mengajar, tetapi menciptakan iklim untuk belajar”
11. Menyadari bahwa segala sesuatu mempunyai segi negatif dan positif
Sumber :
id.wikipedia.org/wiki/Andragogi
MINI PROYEK PSIKOLOGI PENDIDIKAN
TUGAS MINI PROYEK
Anggota : - Winda Lydia Sari (11-067)
Topik : Peran Motivasi dalam
Proses Mewujudkan Prestasi
Peran Motivasi Intrinsik dan
Ekstrinsik pada Siswa
PERENCANAAN
Pendahuluan
Kemajuan perkembangan prestasi
siswa-siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor. Kehidupan sosialisasi dan
kehidupan pribadi berperan penting dalam pengaruhnya terhadap kondisi fisik dan
mental para siswa. Dimana dari aspek-aspek kehidupan tersebut setiap siswa
memiliki pendorong dalam diri mereka untuk berkembang. Pendorong-pendorong
tersebut dapat berupa motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik.
Motivasi adalah komponen utama
dariprinsip psikologi learned-centre dan
merupakaan aspek penting dari pengajaran dan pembelajaran. Peran eksistensi
motivasi-motivasi tersebut sangat signifikan dalam kehidupan siswa untuk
menunjang prestasi ataupun untuk menggapai prestasi yang mereka inginkan. Tanpa
adanya dorongan pada diri mereka, akan terasa sulit prestasi yang mereka
inginkan untuk dicapai. Sehingga, setiap siswa baiknya menyadari dan mencari
motivasi-motivasi yang dapat menimbulkan dorongan untuk mereka baik itu
motivasi dari dalam diri sendiri (intrinsik) ataupun berupa motivasi yang
berupa stimulus dari luar (ekstrinsik).
Landasan Teori
Menurut John W. Santrock dalam bukunya yang
berjudul Psikologi Pendidikan ed.2, mengungkapkan bahwa motivasi adalah
proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Terdapat dua jenis
motivasi yang bisa dimiliki oleh seorang siswa, yaitu motivasi intrinsik dan
motivasi ekstrinsik.
Motivasi ekstrinsik adalah
sebuah dorongan untuk melakukan sesuatu agar mendapatkan sesuatu yang lain yang
dipengaruhi oleh insentif eksternal. Misalnya, siswa mungkin akan belajar lebih
giat dalam ujian untuk mendapatkan nilai yang baik sehinga tidak tinggal kelas.
Sedangkan motivasi intrinsik adalah sebuah dorongan internal untuk melakukan
sesuatu demi sesuatu itu sendiri. Misalnya, seorang siswa belajar dengan giat
karena dia memang menyukai mata pelajaran tersebut.
Berdasarkan
teori di atas, maka kami ingin meneliti dan mengetahui beberapa poin sebagai
berikut :
a. Eksistensi
motivasi pada diri siswa
b. Jenis motivasi
yang cenderung berperan dalam diri siswa
c. Manfaat motivasi
pada pencapaian prestasi siswa
Tujuan Penelitian
- untuk mengetahui
seberapa penting motivasi pada proses pencapaian prestasi siswa
- untuk mengetahui
dampak dan peran motivasi yang dimiliki oleh siswa
- untuk mengetahui
pemahaman dan pengetahuan siswa akan pentingnya motivasi untuk dimiliki
Alat dan Bahan
· - Kamera
· - Alat tulis (Buku, kertas, dan
pena)
· - HP
· - Laptop
Sasaran
- 15 orang siswa-siswi SMA Swasta Bhayangkari Medan
- 15 orang siswa-siswi SMA Swasta Bhayangkari Medan
Analisa Data
Data kami kumpulkan
dengan cara mewawancarai para siswa yang telah kami pilih secara acak. Adapun
pertanyan-pertanyaan yang diajukan dalam wawancara tersebut adalah :
1. Apakah Anda
memiliki sebuah dorongan untuk mencapai prestasi yang Anda inginkan?
2. Dorongan seperti
apa yang Anda harapkan/miliki ?
3. Apakah Anda
belajar untuk diri sendiri atau untuk menghindari konsekuensi ?
4. Apakah Anda akan
berusaha mencari motivasi untuk diri Anda ?
5. Apakah keadaan
sekitar mempengaruhi performa Anda untuk menggapai prestasi belajar?
6. Apakah kondisi
fisik dan mental Anda mempengaruhi performa Anda untuk menggapai prestasi
belajar ?
7. Apakah dukungan
orang tua dan orang-orang terdekat Anda berpengaruh besar pada performa Anda
untuk menggapai prestasi belajar ?
8. Apakah motivasi
terbesar Anda berasal dari orang lain
atau muncul begitu saja dari diri Anda ?
Setelah proses
wawancara selesai, kemudian pewawancara mengucapkan terima kasih.
Lalu, setelah data
hasil wawancara diperoleh, maka kelompok mencari kesimpulan dari jawaban-jawaban
yang diberikan oleh masing-masing subjek. Hasil kesimpulan tiap subjek akan
digabung dan akan ditarik kesimpulan besarnya. Jawaban-jawaban yang dominan
(paling banyak muncul) akan dijadikan garis besar dan kesimpulan akhir.
Jadwal Pelaksanaan
Kegiatan
|
Maret
|
April
|
Mei
|
Juni
|
|||||||||||||
I
|
II
|
III
|
IV
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
||
1
|
Pemilihan Tema
|
X
|
|||||||||||||||
2
|
Penentuan Judul
|
X
|
|||||||||||||||
3
|
Diskusi metode
pelaksanaan penelitian
|
X
|
|||||||||||||||
4
|
Penyusunan
soal-soal wawancara
|
X
|
|||||||||||||||
5
|
Peninjauan lokasi
|
X
|
|||||||||||||||
6
|
Permohonan surat izin
dari kampus
|
X
|
|||||||||||||||
7
|
Konfirmasi surat izin kepada bagian humas
sekolah
|
X
|
|||||||||||||||
8
|
Pelaksanaan
observasi & wawancara di sekolah
|
X
|
|||||||||||||||
9
|
Diskusi untuk
menganalisis data yang diperoleh
|
X
|
|||||||||||||||
10
|
Diskusi untuk membuat
kesimpulan akhir
|
X
|
|||||||||||||||
Kegiatan
|
Maret
|
April
|
Mei
|
Juni
|
|||||||||||||
I
|
II
|
III
|
IV
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
||
11
|
Penulisan ulang
dari tahap perencanaan hingga pelaksanaan
|
X
|
|||||||||||||||
12
|
Pembuatan laporan
dalam desain grafis
|
X
|
|||||||||||||||
13
|
Evaluasi
|
X
|
|||||||||||||||
14
|
Posting blog
|
X
|
Kalkulasi Biaya
Ø Transportasi Rp
50.000
Ø Foto copy pertanyaan Rp
1.000
Ø Biaya tak Terduga Rp
20.000
Total : Rp
71.000
PELAKSANAAN
1. Sabtu, 24 Maret 2012
a. Diskusi untuk penentuan tema
yang dipilih melalui blog Psikologi Pendidikan
2. Selasa, 3 April
2012
a. Diskusi mengenai penentuan
judul menyangkut tema yang sudah ditentukan sebelumnya
b. Dilanjutkan dengan menentukan
metode penelitian, kemudian disepakati bersama untuk menggunakan metode
wawancara.
3. Sabtu, 21 April
2012
a. Diskusi untuk menentukan dan
menyusun pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan pada partisipan
4. Jumat, 4 Mei
2012
a. Melakukan peninjauan lokasi
di SMA Swasta Bhayangkari
b. Dilanjutkan dengan mengajukan
surat permohonan izin ke bagian akademik Fak. Psikologi.
5. Rabu, 9 Mei 2012
a. Melakukan konfirmasi surat
izin kepada bagian humas SMA Bhayangkari
6. Senin, 28 Mei 2012
a. Pelaksanaan observasi dan
wawancara di SMA Bhayangkari
7. Rabu, 30 Mei 2012
a. Melakukan diskusi untuk
menganalisis data yang diperoleh dari sekolah yang telah diteliti
b. Melakukan diskusi untuk
membuat kesimpulan akhir yang ditentukan bersama
c. Penulisan ulang dari tahap
perencanaan hingga pelaksanaan
8. Minggu, 1 Juni
2012
a. Pembuatan laporan dalam
desain grafis yaitu berupa poster berwarna
b. Melakukan evaluasi secara
keseluruhan dari hasil tulisan maupun poster
9. Jumat, 8 Juni
2012
a. Melakukan postingan hasil
tulisan dan poster pada masing-masing blog anggota kelompok.
PELAPORAN DAN EVALUASI
Laporan
Setelah data-data hasil
wawancara dengan seluruh subjek kami teliti, maka kami menyimpulkan beberapa
poin penting yang kami dapatkan dari hasil wawancara tersebut, antara lain :
- Seluruh subjek mengakui akan pentingnya eksistensi motivasi bagi mereka.
- Seluruh subjek menyatakan adanya sebuah ataupun beberapa motivasi dalam diri mereka untuk mencapai prestasi yang mereka inginkan.
- Seluruh subjek mengakui adanya dorongan positif dari lingkungan apabila mereka mengungkapkan prestasi positif yang ingin mereka capai.
- Sebagian besar subjek lebih cenderung memiliki ataupun mencari motivasi dari dalam diri mereka masing-masing, dan sebagian kecil lainnya cenderung berorientasi pada kehadiran dorongan dari luar.
- Sebagian besar subjek tidak akan putus asa dalam menggapai prestasi walaupun tidak mendapat dukungan dari lingkungan, dan sebagian kecil yang lain akan merasa kurang yakin atau kurang percaya diri ketika tidak mendapat dukungan dari orang lain
- Subjek-subjek mengakui bahwa apabila mereka mengalami kegagalan, mereka akan berusaha bangkit sendiri dengan dorongan dari dalam diri.
- Sebagian besar subjek menyatakan bahwa motivasi intrinsik (dari dalam diri) lebih berperan dalam mempengaruhi mereka mencapai prestasi daripada motivasi ekstrinsik (dari lingkungan).
Berdasarkan poin-poin
tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi berperan penting
dalam mendorong para siswa menggapai prestasi yang diinginkan.
Motivasi-motivasi tersebut dapat muncul dari dalam diri individu yang disebut
dengan motivasi intrinsik ataupun
motivasi yang muncul dari lingkungan yang disebut dengan motivasi ekstrinsik. Apabila mereka kehilangan dorongan, maka
mereka akan berusaha mencarinya sehingga mereka akan tidak kehilangan arah
dalam menggapai prestasi yang mereka inginkan. Hampir keseluruhan partisipan
menyatakan bahwa mereka akan lebih gigih dalam menggapai prestasi bila terdapat
motivasi intrinsik yang cukup kuat sehingga dapat mengesampingkan motivasi dari
lingkungan. Dengan memiliki motivasi-motivasi tersebut, siswa akan menjadi
lebih semangat dan gigih daam menggapai prestasinya. Mereka juga akan menjadi
lebih percaya diri akan diri mereka dan akan merasa berharga dengan adanya
dorongan-dorongan tersebut. Seringnya, motivasi-motivasi tersebut tidak muncul
secara sadar namun memiliki peran yang besar dalam diri siswa-siswa. Oleh
karena itu, ada baiknya motivasi pada diri siswa-siswa terus digali dan dicari
baik itu motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik sehingga akan lebih memudahkan
dalam menggapai prestasi yang mereka inginkan.
Evaluasi
Kegiatan
|
Jadwal
perencanaan
|
Jadwal
pelaksanaan
|
|
1
|
Pemilihan Tema
|
Maret, minggu ketiga
|
Maret, minggu ketiga
|
2
|
Penentuan Judul
|
Maret, minggu ketiga
|
April, minggu pertama
|
3
|
Diskusi metode pelaksanaan
penelitian
|
Maret, minggu ketiga
|
April, minggu pertama
|
4
|
Penyusunan soal-soal
wawancara
|
Maret, minggu ketiga
|
April, minggu ketiga
|
5
|
Peninjauan lokasi
|
April, minggu ketiga
|
Mei, minggu pertama
|
6
|
Permohonan surat izin
dari kampus
|
April, minggu keempat
|
Mei, minggu pertama
|
7
|
Konfirmasi surat izin kepada
bagian humas di sekolah
|
April, minggu kedua
|
Mei, minggu kedua
|
9
|
Pelaksanaan observasi
& wawancara di sekolah
|
April, minggu ketiga
|
Mei, minggu keempat
|
11
|
Diskusi untuk
menganalisis data yang diperoleh
|
April, minggu keempat
|
Mei minggu keempat
|
12
|
Diskusi untuk membuat
kesimpulan akhir
|
April, minggu keempat
|
Mei, minggu keempat
|
13
|
Penulisan ulang dari
tahap perencanaan hingga pelaksanaan
|
April, minggu keempat
|
Mei, minggu keempat
|
14
|
Pembuatan laporan dalam
desain grafis
|
Mei, minggu pertama
|
Juni, mingu pertama
|
15
|
Evaluasi
|
Mei, minggu pertama
|
Juni, minggu pertama
|
16
|
Posting
blog
|
Mei,
minggu kedua
|
Juni,
minggu pertama
|
Testimoni
Kelompok
Menurut kami, tugas mini proyek merupakan
pengalaman yang masih sangat baru. Kami harus berusaha mengerjakannya mulai
dari awal sekali sampai akhirnya kami bisa menyelesaikannya. Kekompakan dan
kerja sama adalah hal yang penting dalam proses tersebut. Dengan adanya kerja
tim yang baik dari kelompok, kami merasa beban pengerjaan dapat terkurangi dan
dapat membuat proses pengerjaan menjadi lebih efektif. Kami sangat berterima
kasih kepada orang-orang yang telah membantu dan juga pengarahan dari Ibu
Fillia Dina Anggaraeni selaku pengampu dan pengarah kami dalam proses pengerjannya.
Semoga hasil yang telah kami perbuat dengan semaksimal mungkin ini dapat
mendapatkan apresiasi yang baik pula. Sukses selalu! J
Winda Lydia Sari (11-067)
Proyek mini merupakan proyek penelitian secara
nyata yang pertama kali saya lakukan. Banyak pengalaman pahit dan manis dalam
proses pengerjaannya sehingga menjadi pengalaman yang cukup berharga. Saya
belajar tentang mengatur waktu, tugas, dan sikap diri dalam banyak aspek
pengerjaannya. Segala usaha kecil maupun besar menjadi pengorbanan tersendiri
bagi saya dan kelompok. Walaupun cukup direpotkan, namun proyek mini ini
memberikan hasil yang sebanding bagi saya.
Ahmad Khalid
Tjokroaminoto (11-079)
Menurut saya, tugas ini
memberikan manfaat yang baik, karena di sini kami tidak hanya dilatih untuk
melakukan suatu proyek tapi juga bagaimana berinteraksi dengan orang lain,
sistemasis izin pengunjungan, menyusun proyek, dll.
Nurul Fadhillah
(11-107)
Tugas Mini Proyek yang
diberikan oleh Bu Dina ini sangat menambah pengalaman saya pastinya. Walaupun
awalnya saya pribadi kaget dengan tugas ini, karena kami belum pernah sama
sekali diberikan tugas untuk meneliti atau semacamnya. Namun saya merasa senang
dengan tugas ini, karena menantang dan mengajarkan kita bagaimana berinteraksi
dengan subjek yng kita teliti, kekompakan dari anggota kelompok yang tidak
boleh egois untuk menentukan bagaimana tugas ini, dimana, topic apa, dan waktu
pelaksaannya. Kita juga dapat menambah teman melalui subjek-subjek yang kita
teliti, belajar beramah tamah dan membuat kondisi wawancara yang hangat dan
nyaman. Yah pokoknya tugas ini sangat banyak menambah pengalaman dan keaktifan
saya. Saya senang diberikan tugas ini, terima kasih kepada Bu Dina :D. namun,
tetap saja terdapat beberapa kendala, seperti mencocokkan waktu, menentukan
tema, meminta surat dari fakultas, membuat deretan pertanyaan, dsb. Tapi semua
itu bisa dilewati dengan kesungguhan dalam berkelompok. TERIMA KASIH!
Daftar Pustaka
Langganan:
Postingan (Atom)