A. Proses pembelajaran yang kami rencanakan adalah :
- Tema : Belajar Bahasa Inggris
- Materi pembelajaran : mengajarkan anak membuat kalimat sederhana
- Waktu pelaksanaan : 1 jam 30 menit, 6 April 2013
- Tempat pelaksanaan : rumah M. Oktorianta jalan Balam no.36a
- Alat dan bahan : pensil, penghapus, meja, kursi, alat mewarnai, kertas gambar, laptop, kamera, modul bahasa inggris
- Jumlah peserta pembelajaran : 5 orang
- Proses pembelajaran : diawali dengan memperkenalkan anak dengan cara membuat kalimat sederhana dalam bahasa Inggris. Kemudian anak diminta untuk menggambar objek apapun yang mereka sukai. Setelah itu, pengajar memberi tahu kata tersebut dalam bahasa Inggris. Anak pun dibimbing untuk membuat kalimat sederhana dari kata yang mereka buat. Terakhir, anak menceritakan tentang apa yang mereka gambar.)
Jika hal ini dipandang dari tinjauan pedagogi praktis abad ke 21, maka..
Seperti yang kita ketahui, hingga saat ini tidak ada buku teori atau buku teks yang dapat menjelaskan sepenuhnya detail atau memprediksi perilaku pedagogi seutuhnya. Disinilah pedagogi praktis dilihat sebagai kegiatan pengajar di lapangan yang merupakan implementasi dari pedagogi teoritis. Pedagogi praktis ini disebut juga dengan progressive pedagogy.
Menurut Youth dan Lucas (1999) penting bagi guru untuk mengembangkan pendekatan diri sendiri terhadap pedagogi, antara lain :
- pertimbangan tujuan pendidikan dan nilai-nilai yang mendukung pengajaran. kelompok kami memiliki tujuan bahwa dengan anak mempelajari bahasa asing, yaitu Inggris, yang merupakan bahasa kedua yang penting untuk dipelajari dapat dimulai dengan mempelajari kata untuk hal yang mereka sukai. Sehingga hal ini akan membuat mereka senang untuk belajar karena adanya keterkaitan secara emosional (hal yang mereka sukai)
- pengetahuan tentang teori belajar. Kelompok kami telah membekali diri dengan pengetahuan akan prinsip-prinsip dan cara-cara pengajaran yang mendukung terciptanya pembelajaran yang baik. Sehingga, proses pembelajaran yang kami lakukan sudah terencana dan dijalankan dengan sebaik-baiknya.
- pengetahuan tentang konsep-konsep yang berbeda dari mengajar. Kelompok kami telah mempersiapkan diri dengan konsep-konsep pembelajaran yang mungkin dapat diterapkan pada anak. Sehingga meminimalisir kesalahan dalam pengajaran yang mungkin bisa tidak sesuai dengan karakteristik anak.
- pengetahuan tentang model pengajaran dan pembelajaran dan interaksi dinamis karakteristik siswa, lingkungan belajar, tuntutan tugas, proses pengajaran dan pembelajaran, dan berbagai jenis pembelajaran. Kelompok kami berusaha untuk melakukan model pembelajaran yang interaktif dan fleksibel, menyesuaikan diri dengan karakteristik anak, dan menciptakan suasa pembelajaran yang menyenangkan dan interaktif.
- memahami bagaimana pedagogi dapat dioperasionalkan di dalam kelas. Dalam hal ini, kelompok kami menyesuaikan lingkungan pembelajaran yang tersedia dengan cara yang sebaik mungkin dan membuat anak peserta didik meerasa nyaman berada dalam ruang pembelajaran.
- pengetahuan dan keterampilan untuk mengevaluasi praktik, penelitian, dan teori yang berkaitan dengan pendidikan. Hal ini telah kami rangkul dengan berusaha memaksimalkan pengajaran yang kami berikan dan materi ajar yang sesuai bagi anak, serta berpedoman pada teori pedagogi yang ada.
Ketika kita berbicara abad 21, kita tidak akan terlepas dari perkembangan teknologi. Disinilah pedagogi praktis abad 21 mulai dipengaruhi oleh teknologi. Dalam kelompok kami sendiri pun tak terlepas dari pengaruh teknologi. Misalnya saja penggunaan alat-alat foto, perekam dan laptop. Peserta didik kami pun juga mencari gambar yang ia sukai melalui media internet kemudian menggambarnya di kertas gambar. Hal ini telah menunjukkan pedagogi praktis abad 21.
B. Data hasil observasi pembelajaran terhadap peserta didik:
Aga
- tidak banyak berbicara
- suara pelan
- menunduk
- tidak banyak kontak mata
- ketika ditanya sering hanya diam
- menjawab dengan anggukan atau gelengan
- menggambar sambil sesekali minum
- menggambar sambil sesekali makan permen
- terpaku pada gambar yang sudah ada yang telah ia cari sebelumnya
- setelah selesai mewarnai, ia berdiri dan berjalan ke arah jendela
- berjalan sambil menggerak-gerakkan tangan, kaki, dan kepala, sambil bernyanyi
Febby
- tidak banyak berbicara
- tersenyum ketika diajak bicara
- bersembunyi dibalik tubuh Winda ketika diajak berbicara oleh Rajief atau Okto
- terkadang menjawab dengan gelengan
- sesekali bertanya gambar apa yang harus ia gambar lagi
- sesekali menanyakan warna apa yang harus ia gunakan
- menjawab pertanyan dengan pelan
- menanyakan sesuatu dengan berbisik kepada Winda
- saat diminta untuk menjelaskan gambarnya, ia menjelaskan dengan lancar
Data hasil observasi pembelajaran terhadap pengajar :
Winda
- duduk disamping anak
- menjawab pertanyaan Febby dengan tidak berbisik seperti yang Febby lakukan
- memberikan saran saat Febby menanyakan warna apa yang sebaiknya ia gunakan
- sesekali bertopang dagu
- sesekali melipat tangan
- berpindah tempat untuk memperhatikan kedua anak
- suara tidak terlalu kuat
- duduk bersila
- duduk dengan melipat kaki
- tersenyum saat berinteraksi dengan anak
- tertawa saat berinteraksi dengan anak
Rajief
- bergerak berkeliling untuk mendokumentasikan proses pembelajaran
- sesekali berinteraksi dengan Aga maupun Febby
- tersenyum saat berinteraksi dengan anak
- tertawa saat berinteraksi dengan anak
- memberikan isyarat-isyarat ketika suara Winda maupun Okto terlalu kecil
Okto
- duduk disamping anak
- sesekali memegang kepala anak
- sesekali memegang pipi anak
- tersenyum saat berinteraksi dengan anak
- tertawa saat berinteraksi dengan anak
Evaluasi hasil pembelajaran :
Dapat dilihat bahwa anak mampu untuk melakukan apa yang diminta. Namun, mereka membutuhkan dorongan dari luar yaitu dari para pengajar. Mereka juga terlihat malu-malu untuk melakukan sesuatu. Febby di awal terlihat malu, namun, setelah terus diajak dengan berinteraksi, ia pun menjadi aktif dan sering bertanya mengenai apa yang akan selanjutnya ia lakukan. Hal ini merupakan perkembangan yang baik. Aga yang awalnya sulit untuk diajak berpartisipasi karena terus diam dan menunduk. Namun, Okto terus membujuk Aga hingga akhirnya Aga mau untuk diminta menggambar, belajar, dan bercerita.
Jadi, kami menyimpulkan bahwa seluruh proses dan pihak pembelajaran perlu menyadaru bahwa sebuah proses pembelajran yang dilakukan adalah penting. Peserta didik harus mau ikut berpartisipasi yang dapat didorong oleh keterampilan pengajar dalam menciptakan suasa pembelajaran yang menarik.
Jika hal ini ditinjau dari Pedagogi, TIK, dan fenomena kontemporer...
Kami dapat menjawab beberapa pertanyaan esensial mengenai :
- Materi belajar apa yang dibutuhkan ? Kami melihat bahwa bahasa inggris merupakan hal penting yang perlu dipelajari oleh anak untuk mengikuti perkembangan global
- Bagaimana cara meningkatkan mutu pembelajaran di kelas ? Setelah kami melakukan proses pembelajaran, kami mengetahui bahwa kesiapan dan kesediaan peserta didik dan pengajar merupakan hal penting untuk meningkatkan mutu pembelajaran
- Bagaimana guru mengajar untuk memaksimalkan hasil ? Kami belajar bahwa guru perlu untuk menguasi materi, kelas, dan memahami karakteristik anak untuk memaksimalkan hasil
- Bagaimana guru membuat media pembelajaran dan apa kegunaannya dalam pembelajaran ? Kami menggunakan banyak media belajar seperti modul dengan warna menarik dan alat-alat tulis yang sering digunakn oleh anak yang berguna untuk membantu peserta memahami materi pembelajaran
- Bagaimana aplikasi TIK dalam pembelajaran yang memenuhi kriteria pedagogi ? Kelompok kami melihat penggunaan teknologi laptop dan internet dalam proses pembelajaran yang kami lakukan sangat membantu anak dalam menentukan gambar yang ia akan gambar. Hal ini merupakan suatu bukti bahwa kami telah berhasil memasukkan teknologi dalam proses pengajaran kami.
Jika dilihat dari pedagogi efektif, kami telah berusaha melakukan :
- menciptakan lingkungan yang menunjung pembelajaran
- memfasilitasi pembelajaran bersama
- mendorong pemikiran reflektif dan tindakan
- cukup memberikan kesempatan untuk belajar
- menyelidiki hubungan belajar-mengajar
Fenomena kontemporer yang terjadi dapat dilihat dari penggunaan TIK yang banyak berpengaruh dalam proses pembelajaran. Aneka informasi yang dibutuhkan anak dapat diperoleh dengan mudah melalui internet. Hal ini seperti yang dilakukan Aga untuk mencari gambar pesawat yang akan ia gambar. Dengan proses pembelajaran yang semakin canggih, pengajar pun dituntut untuk ikut mengikuti perkembangan yang ada dan mengaplikasikannya dalam proses pembelajaran sehingga peserta didik menjadi lebih berkembang.
C. Pandangan saya mengenai pembelajaran pada perkuliahan Paedagogi di Fakultas Psikologi USU 2012/2013 dikaji dari tinjauan Pedagogi Teoritis dan Prinsip-prinsip Paedagogi berdasarkan yang diungkapkan Fatima Addine (2001) adalah:
- Kesatuan karakter ilmiah dan ideologis dari proses pedagogis. Prinsip bahwa setiap proses pedagogis harus terstruktur telah diterapkan dalam mata kuliah ini. Hal ini dilihat dengan setiap pertemuan telah terstruktur dengan jelas. Tugas diberikan dengan struktur yang jelas yang telah diberikan di kontrak kuliah. Proses pembelajaran kelas Pedagogi yang terstruktur seperti ini telah banyak membantu peserta didik untuk mempersiapkan diri dan memahami materi pembelajaran.
- Prinsip hubungan sekolah dan kehidupan. Materi yang diajarkan dalam perkuliahan Paedagogi menurut saya memiliki hubungan dengan kehidupan khususnya dalam mengajarkan anak. Peserta didik diajarkan untuk memahami prinsip-prinsip yang ada dan teori-teori yang mendasari proses pembelajaran. Hal tersebut tentunya akan membantu peserta didik untuk mengajarkan anak dalam kehidupan nyata.
- Kombinasi karakter kolektif dan individual pendidikan, serta penghormatan terhadap kepribadian siswa. Hal ini dapat dilihat bahwa dosen Paedagogi menghargai setiap usaha yang diberikan peserta baik secara kelompok maupun individu. Seringnya dosen memberikan feedback dan kritik yang membangun terhadap individu maupun kelompok mendorong kami untuk menjadi lebih baik
- Kesatuan pengajaran, pendidikan dan perkembangan proses. Pada mata kuliah ini, peserta diajarkan untuk menghubungkan setiap materi yang ada karena itu semua saling berhubungan dan beketergantungan. Materi yang diajarkan juga diminta untuk dipraktekkan langsung sehingga peserta mengikuti dan menyadari perkembangan yang terjadi dalam proses pengajaran.
- Domain kognitif dan afektif tidak kering. Dosen melibatkan kedua aspek dalam proses pembelajaran di kelas Paedagogi, yaitu aspek kognitif dan afektif. Hal ini dilihat dari dosen meminta peserta untuk memahami materi serta menghayati, menghargai, dan menghormati segala proses pembelajaran yang terjadi.
- Masing-masing subsistem aktivitas, komunikasi, dan kepribadian saling terkait satu sama lain. Hal ini dapat dilihat dari proses pembelajaran yang selalu melibatkan diskusi baik secara kelompok maupun diskusi bersama di kelas. Peserta dapat mengomunikasikan apa yang ia pikirkan dan peserta lain dapat menanggapi. Dosen juga memperhatikan dan membimbing arah diskusi dengan baik sehingga tercapai hasil yang diinginkan dengan maksimal.